REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Samsung akhirnya resmi memperkenalkan perangkat flagship terbaru mereka, Samsung Galaxy Note 7, dan membekalinya dengan teknologi pemindai iris mata.
Namun, sejauh manakah keamanan dari teknologi sensor biometrik ini. Menanggapi perihal keamanan teknologi yang mulai dipergunakan oleh banyak vendor teknologi, Principal Security Researcher Kaspersky Lab David Emm, dalam keterangan tertulisnya menyambut baik hal tersebut.
"Pemberitaan bahwa teknologi terbaru iris scanner dari Samsung Galaxy Note 7 menandai langkah berikutnya dalam teknologi biometrik, dimana sekarang ini para vendor teknologi mengklaim bahwa sensor biometrik dapat meningkatkan baik itu dari sisi pengalaman dan keamanan dari pengguna perangkat mobile," kata dia Senin (15/8).
"Pada kenyataannya adalah dengan semakin meningkatnya penggunaan teknologi biometrik maka akan muncul kebutuhan dari sisi keamanan yang lebih tinggi lagi," sambung dia.
Sebagai contoh, dia mengatakan, tidaklah sulit untuk mengompromikan biometrik milik orang lain, seperti scan sidik jari dan iris mata, bahkan hal tersebut dapat dilakukan dari jarak jauh.
Bahkan, sebuah spesialis biometrik dari Jerman Jan Krisller, yang menjadi terkenal dengan aksi peretasan Apple TouchID, baru-baru ini menemukan cara untuk menyalin iris dan sidik jari dari foto beresolusi tinggi.
Lebih lanjut, biometrik juga memiliki kebutuhan untuk mempertahankan basis data biometrik yang besar serta informasi pribadi dari pengguna.
Oleh karena itu, setiap pelanggaran keamanan yang mengakibatkan kebocoran informasi ini bisa memiliki konsekuensi yang jauh lebih serius daripada pencurian.
"Misalnya, password, bagaimanapun juga, kita bisa mengubah password yang lemah, tetapi kita tidak bisa mengubah scan sidik jari atau iris yang berhasil dikompromikan," ujar David.
Selama beberapa tahun ke depan, David memperkirakan bahwa penggunaan teknologi biometrik ini akan semakin luas dan menjadi respon terhadap permasalahan keamanan yaitu penggunaan metode otentikasi yang ada saat ini.
Pada saat yang sama, diharapkan tren biometrik ini mengalami peningkatan, khususnya dalam pengembangan bio-hack.
Jelas, biometrik bukanlah obat mujarab bagi masalah keamanan. Pada akhirnya, otentikasi multi-faktor menjadi penting, artinya gunakan biometrik bersama dengan password atau cara lain untuk memverifikasi identitas Anda.
"Ini berarti menggabungkan lebih dari satu item baik itu sesuatu yang Anda tahu, sesuatu yang Anda miliki dan sesuatu yang ada pada diri Anda untuk memverifikasi identitas Anda," tambah David.