REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Komisi Penanaman Modal Taiwan ingin segera tendang Uber Inc, untuk pergi dari pasar domestik.
Mereka mengatakan perusahaan tansportasi daring tersebut telah menyalahi aturan sebagai platform teknologi informasi berbasis internet dibanding melayani transportasi dalam bisnisnya.
Emile Chang, Sekretaris Eksekutif Komisi Penanaman Modal Taiwan, mengatakan keputusan final akan segera dikeluarkan pada 11 Agustus yang akan datang. Patut diketahui, komisi itu bertugas mengawasi arus keluar masuknya bisnis luar negeri dalam domestik.
Uber sendiri diketahui telah diakuisi perusahaan domestik Cina sebagai operatornya. Uber mengatakan, penjualan saham bisnis kepada sang rival, Didi Chuxing setelah terjadi perang harga selama dua tahun terhadap para pesaing bisnisnya.
"Pemerintah Taiwan telah berkomuniksi berkali-kali dengan pihak Uber, dan skenario terburuknya adalah meminta Uber untuk pulang ke negaranya," papar Chang, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/8).
Ia menambahkan, Uber dapat tetap berada melancarkan bisnisnya di Taiwan apabila melakukan permohonan yang disetujui Kabinet Taiwan.
Likai Gu, General Manager Uber Taiwan, berharap kepada otoritas Taiwan agar bersedia bermurah hati dan melakukan pendekatan komunikasi yang baik kepada Uber.
"Kami ingin berbicara kepada pemerintah Taiwan untuk membantu mereka memahami penggunaan teknologi terkait penciptaan peluang usaha dan ingin bertemu guna membahas kebutuhan transportasi di Taiwan," papar Gu.
Perusahaan asal Amerika tersebut masuk ke pasar domestik Taiwan pada 2013, diikuti berbagai kecaman sopir taksi yang tak senang pasarnya diambil alih, hingga berujung pada protes masif Juli lalu.