REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Jaksa Seoul percaya Korea Utara menyusup ke akun surat elektronik (surel) puluhan pejabat pemerintah Korea Selatan tahun ini. Ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan siber diduga dilakukan Pyongyang.
Kantor ebrita Korsel Yonhap mengatakan, penyelidikan menunjukkan 56 orang, termasuk pejabat Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Unifikasi. Password surel mereka dicuri oleh 'kelompok Korea Utara' yang dioperasikan dari Januari sampai Juni.
Seperti diberitakan Channel News Asia Senin (1/8), sebuah penyelidikan masih berlangsung untuk melihat apakah informasi rahasia mungkin telah bocor.
Serangan siber terbaru datang hanya beberapa hari setelah polisi Korsel mengatakan Korut mencuri data pribadi lebih dari 10 juta pelanggan di mal belanja online Korsel Interpark.
Interpark tidak menyadari tentang serangan sampai 11 Juli. Interpark baru sadar setelah adanya ancaman untuk mempublikasikan data bocor ke perusahaan. Peretas meminta tiga miliar won atau sekitar 2,6 juta dolar AS kepada perusahaan.
Badan Kepolisian Negara mengatakan agen mata-mata utama Korut, Reconnaissance General Bureau berada di balik serangan yang menggunakan kode sama. Selain kode, alamat protokol internet juga sama dengan yang sebelumnya digunakan dalam serangan online oleh Korut.
Polisi mengatakan, pelanggaran digital kemungkinan sebagai upaya oleh rezim lantaran kekurangan uang. Dengan melakukan peretasan, Korut bisa mendapatkan mata uang asing.
Ketegangan di Semenanjung Korea telah meninggi sejak Korut melakukan uji coba nuklir keempat Januari lalu, diikuti serangkaian uji coba rudal balistik.
Provokasi telah menempatkan Korut di bawah sanksi terberat dari PBB serta sanksi individu dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, Korsel dan Jepang.
Korsel dalam beberapa tahun terakhir menyalahkan peretas Korut atas serangkaian serangan siber pada lembaga-lembaga militer, bank, lembaga negara, lembaga penyiaran TV, media website dan pembangkit listrik tanaga nuklir.
Menurut agen mata-mata Korsel, Korut mengoperasikan pasukan lebih dari seribu peretas yang menargetkan lembaga besar atau pejabat penting Seoul.