REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Badan Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI), Jumat (22/7) secara resmi memulangkan koleksi artefak Maya berusia lebih dari 1.000 tahun ke pemerintah Guatemala dalam upacara di Los Angeles setelah mengambilnya dari kolektor seni, yang meninggal.
Koleksi patung batu kapur itu diserahkan kepada Biro Investigasi Federal Amerika Serikat oleh orang yang menangani warisan kolektor tersebut, yang belum diumumkan.
"Nilai budaya artefak pra-Columbia ini tak ternilai bagi rakyat Guatemala," kata Deirdre Fike, wakil direktur FBI, yang bertanggung jawab pada kantor biro itu di Los Angeles setelah upacara tersebut.
Dijelaskan lebih lanjut dirinya merasa sangat senang bahwa Tim Kejahatan Seni FBI mampu memfasilitasi kembalinya harta karun kuno ini kembali ke rumahnya.
Tidak ada tuntutan pidana yang diajukan atas pengembalian patung itu, tiga diantaranya diduga berasald dari Era Akhir Klasik Maya (AD 600-900).
Menurut FBI, para ahli mengatakan fragmen itu ditemukan di dekat reruntuhan sebuah kuil di Kawasan Petexbatun Guatemala dan sebuah prasasti yang ditemukan pada mereka merupakan bagian dari teks yang berfungsi sebagai kalender primitif.
Empat buah patung lainnya diduga berasal dari wilayah El Peru di Guatemala dan diyakini berasal dari awal Periode Klasik (AD 400-600).
Menurut FBI, para ahli mengatakan artefak itu konsisten dengan ikonografi Maya dan ukirannya memiliki hubungan dengan simbolisme yang menggambarkan bumi atau gunung raksasa.
Ketujuh patung itu akan dikirimkan ke Guatemala dalam beberapa hari mendatang setelah melalui upacara pemulangan.
Pemerintah Guatemala akan menentukan tempat terbaik untuk menyimpang dan menampilkan mereka.
Sumber dekat dengan kasus itu mengatakan bahwa patung-patung itu diyakini telah dibeli oleh mendiang kolektor seni itu pada 1970 dari seorang pria yang dihukum di masa itu karena berurusan dengan artefak lain yang secara ilegal dibawa ke Amerika Serikat.
Tidak ada dakwaan yang diajukan sehubungan dengan pemulangan tujuh patung itu pada Jumat. Pemerintah AS memiliki perjanjian dengan Guatemala untuk membatasi impor artefak arkeologi.