Jumat 22 Jul 2016 15:45 WIB

Kekhawatiran Pokemon Go Dinilai Berlebihan dan tak Berdasar

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Nur Aini
Pokemon Go. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Pokemon Go. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Akhir-akhir ini Pokemon Go kerap kali menimbulkan kontroversi. Namun demikian kehadiran permainan online tersebut harus disikapi secara bijak. Hal ini disampaikan oleh Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Ilmu Teknologi, Fakultas Teknik UGM, Widyawan.

Menurutnya Pokemon Go merupakan permainan yang cukup inovatif. Salah satu efek positifnya, pemain didorong untuk lebih bergerak lebih sering. Potensi lain yang dimiliki game ini yakni bisa digunakan untuk sarana promosi pariwisata maupun bisnis komersial.

“Karena kebaruannya, maka timbul mitos dan kekhawatiran yang sebenarnya agak berlebihan dan tidak berdasar,” tutur Widyawan, Jumat (22/7). Hal ini karena kehadiran teknologi tidak bisa dibendung. Di sisi lain masyarakat harus mengambil sisi positif dan membatasi efek negatifnya.

Widyawan mengemukakan, Pokemon Go merupakan game yang berbasis lokasi. Terdapat avatar (karakter dalam game yang merupakan representasi pemain) yang berjalan atau berpindah sesuai posisi pemain.

Interaksi berupa kemunculan karakter Pokemon, Pokestop, Gym, dan lain-lain bisa disesuaikan dengan lokasi pemain. Dalam bahasa akademis, aplikasi ini termasuk kategori context-aware application. Secara teknis, lokasi pemain didapatkan dari informasi GPS, triangulasi sinyal WiFi, atau triangulasi sinyal menara seluler.

Teknologi ini sebenarnya sudah banyak digunakan dalam aplikasi lainnya seperti Google Map, Waze, Gojek, Facebook, Path, dan Foursquare. Posisi pemain akan dikirim ke server untuk kemudian memberikan layanan yang sesuai. Tidak jauh berbeda dengan Gojek yang akan mencatat lokasi pemesan untuk memilihkan pengemudi ojek terdekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement