REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pokemon Go kembali diretas kedua kalinya pada akhir pekan lalu. Para pengguna aplikasi gim daring tersebut disambut dengan tulisan failed login saat ingin masuk untuk bermain.
Namun, dua grup perusahaan peretas mengklaim bertanggung jawab atas tindakan tersebut, mereka mengatakan ingin membantu menyelesaikan masalah yang terdapat pada sistem gim.
Perusahaan yang bermarkas di Arab Saudi, OurMine, yang mengklaim sebagai salah satu grup perusahaan yangg meretas Pokemon Go, merupakan perusahaan yang sama dalam peretasan akun Twitter pendiri Facebook, Mark Zuckenberg.
Niantic, perusahaan pembuat Pokemon Go, telah berusaha menangguli masalah yang terdapat pada sistem gim tersebut.
"Semua masalah yang terjadi telah diidentifikasi, dan para trainer bisa masuk kembali memburu pokemon dalam dunia nyata," tulis akun Niantic dalam akun Twitter-nya Rabu (20/7).
Pokemon Go bergeming masalah yang dialami sistemnya dikarenakan server tak mampu menampung jumlah pemain yang berjumlah jutaan secara bersamaan, namun OurMine mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas peretasan sistem yang dialami Pokemon Go.
"Tidak ada satupun orang yang mampu memainkan gim itu lagi, sampai Pokemon Go mengontak kami untuk mengajarkan mereka bagaimana cara melindungi sistemnya," tulis OurMine dalam website resmi mereka.
OurMine melakukan hal tersebut, untuk menunjukkan Pokemon Go bahwa mereka memiliki masalah dalam sistem keamanannya, karena jika Pokemon Go tidak membenahinya, orang lain mampu menyerangnya.
Perusahaan lain yang mengaku berada dibelakang peretasan Pokemon Go adalah sebuah perusahaan yang relatif baru dan tidak terkenal, PoodleCorp, yang terdiri dari enam anggota. Bahkan seorang anggota mereka mengaku kepada Drama Alert, akan mengulangi peretasan yang lebih masif lagi di awal bulan depan.