Rabu 20 Jul 2016 09:50 WIB

Studi Ungkap Pentingnya Kehidupan Sosial Bagi Gajah

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Gajah
Foto: ROL/Sadly Rachman
Gajah

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi oleh tim peneliti Amerika Serikat menemukan fakta baru mengenai kehidupan gajah di kebun binatang.

Kehidupan sosial yang baik dan lingkungan yang menstimulasi disebut lebih penting daripada tempat tinggal yang luas.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One itu menganalisis data dari 255 gajah di 68 kebun binatang terakreditasi di Amerika Utara.

Kesejahteraan para gajah ditinjau dengan melihat hubungan antara ukuran ruang habitat satwa dan indikator kunci seperti obesitas, kesulitan reproduksi, atau masalah perilaku stereotip lain.

Hasilnya, kualitas ruang yang ada jauh lebih penting terhadap kesejahteraan daripada kuantitasnya. Kisaran ukuran kandang gajah pada kebun binatang berkisar antara 715 meter persegi hingga 32.200 meter persegi, sementara para peneliti juga menciptakan 'ruang eksperimen' antara 111,4 meter persegi sampai 15.800 meter persegi.

Lingkungan dengan aktivitas pengayaan beragam, seperti makanan tersembunyi atau diletakkan menggantung disebut lebih berdampak pada peningkatan gaya hidup gajah. Demikian pula dengan faktor pengganggu seperti lantai kandang yang keras dikaitkan dengan masalah musculo-skeletal pada kaki para gajah.

Laporan juga menginformasikan faktor utama pendukung kesejahteraan gajah yaitu kelompok sosial besar yang stabil dan beragam. Gajah yang memiliki ikatan sosial baik dengan gajah lain dan penjaga manusianya disebut kurang menunjukkan perilaku negatif.

Para peneliti menulis, hasil studi tersebut memberikan titik awal bagi kebun binatang untuk memperbaiki aspek habitat dan manajemen kehidupan gajah. Penelitian lanjutan akan menyorot dan memodifikasi berbagai variabel demi meningkatkan kesejahteraan satwa.

"Kami berharap studi selanjutnya akan menyempurnakan apa yang telah kami sajikan untuk lebih menjelaskan hubungan yang kompleks dan penting antara kehidupan sehari-hari para satwa di kebun binatang dengan keadaan fisik dan psikologis mereka," ungkap tim penulis yang terdiri dari Cheryl L Meehan, Jennifer N Hogan, Joy A Mench, dan Kathy Carlstead.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement