Rabu 13 Jul 2016 12:49 WIB

Penggemar Pokemon Go Dilarang Bermain di Museum Holocaust

Permainan Pokemon go
Foto: Mashable
Permainan Pokemon go

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Museum Holocaust AS meminta penggemar Pokemon Go tidak memainkan permainan populer telepon genggam itu di tempat tersebut. Museum menyebutnya sangat tidak pantas dalam peringatan korban Nazi.

Permainan itu melibatkan penggunaan perangkat telepon genggam untuk menemukan dan menangkap tokoh pokemon virtual di kehidupan nyata, termasuk di dalam museum di Washington itu.

Ide pemain berkeliaran di lorongnya, dengan mata terpaku pada telepon genggam untuk mencari data komputerisasi, mengejutkan banyak orang setelah sebuah foto diunggah dalam jaringan menunjukkan salah satu tokoh pokemon tersebut berada di luar pintu Auditorium Helena Rubinstein.

"Kami berusaha menghapus museum itu dari permainan tersebut," kata direktur komunikasi museum itu, Andy Hollinger dalam pernyataan.

Museum ini mendorong pengunjung untuk menggunakan telepon genggam mereka untuk berbagi dan terlibat dengan pameran saat berkunjung, tambahnya. "Teknologi bisa menjadi alat pembelajaran penting, namun permainan ini jauh di luar misi pendidikan dan pameran kami," kata Hollinger.

Selama kunjungan ke museum tersebut pada Selasa (12/7), Reuters melihat banyak pengunjung menggunakan telepon genggam untuk mengambil foto atau mengirim pesan, tapi tidak ada yang tampak jelas memaikan permainan itu. Larangan tersebut termasuk kawasan di luar Auditorium Helena Rubinstein, yang menampilkan rekaman kesaksian dari orang Yahudi, yang selamat dari kamar gas.

Niantic, pencipta permainan itu, tidak menanggapi permintaan untuk komentar tentang keluhan museum tersebut. Minat pada Pokemon GO telah melonjak sejak permainan itu dikeluarkan pekan lalu. Permainan ini menjadi permainan paling banyak yang diunduh dalam aplikasi gratis di aplikasi Apple Store, sementara saham Nintendo melonjak hampir 25 persen pada Senin, keuntungan harian terbesar mereka.

Pada Selasa, seorang senator Demokrat AS meminta Niantic mengklarifikasi perlindungan privasi data permainan di tengah kekhawatiran permainan itu mengumpulkan terlalu banyak data pengguna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement