REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Badan Antariksa AS (NASA) merayakan kemenangan kunci setelah pesawat seharga 1,1 miliar yakni Juno berhasil menempuh perjalanan dengan jarak 2,7 miliar kilometer. Laboratorium NASA di Pasadena, Kalifornia bersorak menyambut sampainya Juno memasuki orbit planet Jupiter.
Ini adalah kesuksesan berikutnya setelah pada tahun lalu misi New Horizon berhasil menjangkau Pluto. Juno diluncurkan lima tahun lalu dari Cape Canaveral, Florida. Sejak saat itu, Juno telah melakukan perjalanan yang sangat jauh hingga 2,7 miliar km.
Hari ini, Selasa (5/7) menandai misi 20 bulan yang akan diemban Juno. "Ini adalah salah satu hal yang menakjubkan mengerjakan proyek besar. Anda bisa menjawab banyak pertanyaan besar," ujar Scott Bolton, pemimpin proyek ini, dilansir dari Japantimes.
Pesawat Juno Mengorbit ke Jupiter Setelah 5 Tahun Terbang
Satelit Juno dilengkapi dengan sembilan instrumen ilmu pengetahuan termasuk kamera. Sebelum mengorbit, kamera ini menangkap vidoe Jupiter dan bulan-bulannya (satelit alamnya) meluncur dengan kecepatan yang berbeda.
Nama Juno diambil dari mitologi Yunani yang merupakan istri dari Jupiter, dewa langit dalam mitologi Yunani Kuno. Juno mengorbit dari kutub ke tutub mengambil sampel partikel bermuatan dan medan magnet untuk mengungkap lebih lanjut mengenai aurora di sinar ultraviolet yang bisa dilihat di sekitar kutub planet. Juno harus mengorbit 37 kali sebelum akhirnya akan hancur pada 2018.
Atmosfer di Jupiter termasuk ekstrem. Untuk melindungi Juno dari kerusakan, satelit ini dilengkapi dengan lemari dari titanium yang akan menjaga Juno dari keadaan ekstrem seperti radiasi yang begitu tinggi. Ilmuwan menyebut radiasi di Jupiter setara dengan 100 juta kali sinar X.