REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook telah mengaktifkan pemeriksa keamanan mereka setelah peristiwa serangan bom bunuh diri di Bandara Internasional Istanbul, Turki, Selasa malam (28/6).
Serangan yang terjadi di Turki menewaskan 41 orang dan ratusan lainnya luka-luka. Sebelumnya, tiga orang pelaku menembakkan senjatanya berupa AK-47 sebelum membom diri mereka sendiri.
Pemeriksa keamanan itu didesain untuk memberitahukan kerabat atau keluarga yang berada pada tempat kejadian perkara, bahwa mereka aman.
Hal tersebut juga bisa membuat kerabat yang sedang mencari informasi tentang keberadaan keluarga mereka di TKP tidak sulit dan menunggu lama tentang kepastian kondisi kerabatnya.
Facebook telah mengaktifkan pemeriksa keamanan semenjak peristiwa teror di Paris dan Brussels, serta Orlando Night Club pada bulan ini. Kali ini Facebook mengaktifkan kembali servis tersebut setelah peristiwa di Ankara, Turki.
Namun, tidak berarti layanan tersebut tanpa masalah. Dilansir dari Foxnews Jumat (1/7), masalah kesalahan atau kegagalan notifikasi itu timbul saat kejadian yang menewaskan 70 orang saat serangan Minggu Paskah di Pakistan. Karena kejadian tersebut, Facebook meminta maaf atas kesalahan sistem yang terjadi.
(Baca juga: Akhir Tahun, 'Facebook' Gunakan Fitur Keamanan End-to-end Enkripsi)