REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miliaran perangkat akan mengadopsi Internet of Things (IoT) hingga akhir 2021 mendatang. Namun ponsel pintar memegang peranan terpenting dalam era 'saling terkoneksi' tersebut.
Ericsson Mobility Report yang terbit pada Juni 2016 mengungkapkan, mobile phone akan mengambil alih IoT. Bahkan ponsel pintar masuk dalam kategori terbesar dari perangkat-perangkat yang digunakan hingga dua tahun mendatang.
Smartphone mendominasi karena pertumbuhannya yang kian pesat tiap tahun. Bahkan perkembangannya mengalahkan perangkat-perangkat lain yang lebih dulu canggih.
"IoT berakselerasi bersamaan dengan harga ponsel pintar yang menurun dan aplikasi mobile inovatif bermunculan," kata Senior Vice President and Chief Strategy Officer (CSO) Ericsson Rima Qureshi dalam acara pemaparan Ericsson Mobility Report Juni 2016 di Jakarta, pekan lalu.
Dari data Ericsson secara global antara 2015 sampai 2021 mendatang jumlah perangkat terkoneksi IoT tumbuh sekitar 23 persen per tahun. Dari pertumbuhan tersebut smartphone mendominasi. Sementara Eropa Barat akan memimpin dalam penambahan koneksi IoT dengan prediksi tumbuh 400 persen dalam lima tahun mendatang. Pertumbuhan tersebut termasuk mobil terkoneksi EU e-call directive yang akan diterapkan pada 2018.
Qureshi menjelaskan, perkembangan ponsel pintar akan semakin gesit ketika implementasi komersial jaringan 5G yang kian memberikan kapabilitas tambahan penting dari sisi network. Smartphone akan tumbuh berlipat ganda dari 3,4 miliar menjadi 6,3 miliar.
Pertumbuhan pelanggan mobile broadband juga akan naik empat kali lipat di Timur Tengah dan Afrika dalam lima tahun mendatang. Sementara lalu lintas mobile data di India naik 15 kali lipat. Meskipun Amerika Serikat menjadi pasar cukup matang, lalu lintas mobile datanya diperkirakan naik 50 persen.
Ericsson Mobility Report juga memaparkan secara detil terhadap perubahan dramatis dalam kebiasaan menonton remaja. Penggunaan data selular untuk video pada smartphone tumbuh hingga 127 persen hanya dalam waktu 15 bulan terhitung dari 2014 sampai 2015.
Dalam jangka waktu empat tahun, yakni 2011 hingga 2015 terdapat penurunan 50 persen terhadap perilaku remaja yang menonton televisi atau video di layar televisi.
Hal ini bisa menjadi acuan bahwa generasi penerus dunia akan menjadi konsumen penggunaan data terbanyak dari segi video streaming. Kombinasi wi-fi dan selular membuat mereka menjadi kelompok konsumen penting bagi operator selular.
(Baca juga: Telkom Group Serius Garap Bisnis Internet of Things)