Selasa 28 Jun 2016 17:07 WIB

ITS Akan Investigasi Penyebab Kebakaran Mobil Sapu Angin

Rep: Binti Sholikah/ Red: Winda Destiana Putri
ITS
ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan membentuk tim investigasi menyusul musibah terbakarnya mobil Sapu, Rabu (28/6) pagi, di arena ajang EcoShell Marathon Challenge Divers World Championship (DWC) di London.

Tim investigasi dibentuk untuk mengetahui penyebab terbakarnya mobil yang menjadi juara satu dalam Asia 2016 di Filipina pada Maret 2016.

Atas musibah itu, tim ITS dipastikan tidak akan melaju pada lintasan di Stadion Olympic, London, yang dijadwalkan pada 30 Juni - 3 Juli 2016.

Sedianya, mobil Sapu Angin akan mewakili Indonesia bertarung dalam ajang Divers World Championship (DWC) yang diadakan pertama kali sejak 30 tahun diselenggarakannya Shell Eco-Marathon.

Sesuai jadwal, Sapu Angin akan berlaga dengan para juara dari tiga benua, masing-masing Asia, Eropa, dan Amerika. Lomba tidak hanya pada konsumsi penggunaan bahan bakar yang irit, tapi juga adu kecepatan. Asia diwakili oleh lima tim, masing-masing tiga dari Indonesia, ITS, UI, dan UPI, dua lainnya dari Singapura dan Filipina.

Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati, menyatakan, masih belum mengetahui penyebab pasti terbakarnya mobil Sapu Angin.

Tapi ITS akan melakukan investigasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Ia menjelaskan, investigasi dimulai sejak persiapan mobil untuk dimasukkan ke dalam peti kemas, pengiriman melalui jasa cargo udara, penurunan di tempat tujuan hingga pengangkutan ke arena lomba.

"Info awal yang kami terima, peristiwa terbakarnya mobil itu diketahui saat peti kemas berisi Sapu Angin itu mau diturunkan dari truk pengangkut di arena lomba," kata Bambang melalui keterangan resmi kepada media, Selasa (28/6).

Bambang mengaku tidak ingin menyalahkan siapa pun dalam misibah ini, sebab secara detail belum diketahui penyebabnya.

"Dalam investigasi nanti kami tidak ingin mencari kesalahan dan siapa yang paling bertanggungjawab atas musibah itu, tapi lebih pada penyebab-penyebab terbakarnya kendaraan itu. Ini penting agar kasus serupa tidak terulang lagi," imbuhnya.

Rektor ITS, Joni Hermana, meminta segenap civitas akademika ITS untuk mengambil hikmah atas peristiwa itu.

"Selalu ada hikmah dibalik suatu kejadian. Semoga tim yang masih berada di London tetap semangat dan bersabar serta bersyukur," kata Joni.

Sementara itu, Dosen Pembimbing, Witantyo, yang ikut mendampingi mahasiswa ke London, mengatakan, di tengah rasa kekecewaan yang mendalam, tim juga bersyukur, karena terbakarnya Sapu Angin tidak di tengah perjalanan atau di udara saat dalam pengangkutan.

Meski tidak bisa ikut bertanding, Witantyo berkeinginan tetap akan bersama tujuh mahasiswanya di arena lomba untuk melihat penampilan tim-tim lain dari benua Eropa dan Amerika.

"Kami akan mengamati berlaganya tim-tim yang turun dalam arena nanti. Kami akan belajar agar ke depan kami benar-benar siap," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement