REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti mengatakan, kombinasi antara suhu yang tinggi dengan perubahan musim menyebabkan orang cepat berubah sikap, lebih agresif dan cepat marah.
Hal tersebut bertambah buruk dengan adanya pemanasan global yang menyebabkan temperatur suhu meroket.
Peneliti asal Vrije Universiteit Amsterdam mengembangkan model CLASH (Climate, Agression, and Self control in Humans) untuk menerangkan penyebab kejahatan lebih banyak terjadi pada iklim panas.
Model itu menjelaskan bahwa iklim yang terik menyebabkan orang tidak fokus tujuan dan mengalami perilaku menyimpang. Hal tersebut menyebabkan orang lebih agresif dan cenderung melakukan kekerasan.
"Iklim membentuk bagaimana seseorang hidup, dan juga mempengaruhi kebudayaan yang kita tak pernah bayangkan," tutur Paul Van Lange, penulis artikel dan Profesor Psikologi dari Vrije Universiteit Amsterdam dilansir laman Dailymail Senin (27/6).
Ditambahkan oleh dia, model yang diusulkannya itu akan membantu menjelaskan hubungan antara iklim dengan tingkat kekerasan di berbagai belahan dunia.
Profesor Psikologi dari Ohio State University dan VU Amsterdam, Brad Brushman mengatakan, sebelumnya sudah ada studi yang menghubungkan agresifitas dan kekerasan terhadap iklim yang panas, namun hasilnya belum memuaskan.