Ahad 26 Jun 2016 13:15 WIB

Kendala Infrastruktur Jadi Tantangan Operator Telekomunikasi

Jaringan Telekomunikasi
Foto: Antara
Jaringan Telekomunikasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masalah infrastruktur menjadi tantangan operator telekomunikasi untuk mengembangkan jaringan di luar Jawa. Menurut Division Head Device Planning and Management PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) Sukaca Purwakardjono, tantangan tersebut menjadi cambuk pelecut guna meningkatkam semangat perusahaan.

"Kalau ada operator yang mendominasi dan bisa menjual lebih mahal, ya mungkin itu keunggulannya. Ini tantangan bagi kami untuk bisa jadi lebih bagus," tuturnya dalam keterangan tertulisnya, Ahad (26/6).

Sukaca melihat situasi saat ini bahwa operator besar seperti PT Telkomsel lebih dahulu hadir, sehingga jaringan perusahaan itu dinilai wajar jika lebih kuat dibanding Smartfren. Pihaknya sendiri dikatakan tengah berkeinginan menanam modal pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Tanah Air.

Namun, dia menilai, salah satu kendala yang dirasakan yakni masalah koneksi. Infrastruktur untuk membangun hubungan jaringan antar pulau seperti Jawa dengan Papua sangatlah mahal. Malah, banyak operator menggunakan jasa satelit untuk melakukan hal itu, dan tentunya dengan biaya tinggi. 

"Cost sangat mahal dan hanya bisa dilakukan operator besar," ucapnya,

Sebelumnya, sejumlah pengamat kebijakan publik dan penggiat telekomunikasi menilai pemerintah perlu menetapkan kebijakan tepat. "KPPU harus buat fatwa karena betul konsumen tidak punya pilihan," ujar pengamat kebijakan publik Agus Pambagio.

Secara terpisah, Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi, melihat pemerintah harus berani menurunkan tarif interkoneksi secara signifikan mengingat seluruh provider telekomunikasi di Indonesia tengah berkembang dan semakin efisien. Hanya saja, iklim berkompetisi di bidang ini seakan tak sejalan dengan perkembangan itu.

Menurut dia, inilah tugas pemerintah dalam menjamin adanya persaingan usaha yang sehat di dalam negeri. "Buah dari kompetisi kan kualitas harga yang bersaing. Dominasi di wilayah tertentu seringkali membuat operator menetapkan tarif seenaknya. Nah ini kan bukti kompetisi tak terjadi, pemerintah wajib intervensi," ujar Heru

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement