REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Praktisi telekomunikasi Triana Mulyatsa menyesalkan aksi provokasi dari CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli dengan mengajak operator seluler lainnya melawan dominasi Telkomsel. Jika gagal berkompetisi, sebaiknya mundur daripada melakukan provokasi atau menyalahkan yang lain.
“Dalam menghadapi dan menyikapi kondisi pasar yang tingkat kompetisinya dirasakan berat tidak sepatutnya Pak Alex Rusli sebagai CEO Indosat, perusahan yang terkenal dan cukup besar, apalagi juga sebagai Ketua Umum Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mendorong (memprovokasi) operator selular lainnya untuk bersama-sama "mengeroyok" Telkomsel,” kata Triana yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Nasional Telekomunikasi (Apnatel) Triana Mulyatsa, di Jakarta, Kamis (23/6).
Triana menyatakan jika kalah bersaing dan tidak mampu menghadapi kompetisi sebaiknya mundur saja jangan memprovokasi pihak lain untuk menekan operator lain yang tumbuh sangat baik.
Diingatkannya, pertumbuhan yang dijalankan Telkomsel disetorkan kepada negara melalui induknya yaitu Telkom sebagai BUMN yang saat ini sebagian besar sahamnya masih dimiliki pemerintah.
“Sedangkan Indosat siapa pemegang saham mayoritas? Jika Telkomsel "distop"supaya Indosat menjadi besar rakyat negara mana yang akan menikmati? Mari kita melihat semua ini dengan jernih dan fokus saja melayani pelanggan serta mengabdi bagi negeri. Bulan Ramadan ini bulan baik, kenapa malah ribut,” sarannya.
Sebelumnya, CEO Indosat Alexander Rusli mengajak XL Axiata, Tri Indonesia, dan Smartfren bersuara melawan dominasi Telkomsel di luar Jawa. “Saya minta kepada yang lainnya (XL dkk) untuk bersuara. Jangan takut untuk bicara, ini demi kepentingan bersama. Kita fight untuk kepentingan pelanggan,” ajak Alex.
Alex mengungkapkan posisi Telkomsel sudah terlalu besar di luar Jawa yakni menguasai revenue share hingga 80%. Jika aturan tak diubah dalam tiga tahun bisa naik 90%.
"Nanti kalau sudah 100% tak bisa disetop, kasihan masyarakat di wilayah non Jawa yang tak menikmati tarif komunikasi layaknya di Jawa. Kami sudah buat laporan secara resmi ke regulator soal praktik tak sehat di luar Jawa, harapannya yang lain melakukan langkah serupa,” katanya.
Dari sisi jaringan Telkomsel memang dikenal cukup agresif. Saat ini Telkomsel memiliki 110 ribu BTS di seluruh Indonesia. Dua kompetitornya XL 59 ribu dan Indosat 53 ribu.