Rabu 22 Jun 2016 14:40 WIB

BRTI: Kalau di Luar Jawa Hanya Ada Telkomsel Apa Itu Monopoli?

Seorang penduduk lembah Baliem, Papua menelepon menggunakan Telkomsel
Foto: taufik rachman
Seorang penduduk lembah Baliem, Papua menelepon menggunakan Telkomsel

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tudingan Indosat Ooredoo bahwa Telkomsel melakukan monopoli pasar di luar Jawa mendapat tanggapan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). BRTI menyatakan tak ada monopoli pasar seluler di luar Jawa.

Komisioner BRTI I Ketut Prihadi menyatakan bahwa posisi Telkomsel di luar Jawa bukanlah aksi monopoli karena semua operator diberi kesempatan yang sama untuk membangun jaringan dan menyediakan layanannya.

"Jika sekarang hanya ada Telkomsel, hal ini bukan salah Telkomsel. Mungkin pertanyaannya adalah kenapa operator lain tidak mau membangun, apakah tidak mau atau tidak mampu?" kata Ketut di Jakarta, Rabu (22/6)

Ketut balik mempertanyakan komitmen ekspansi operator lain di luar Jawa. Apakah mereka telah melakukan ekspansi jaringan secara masif ke luar Jawa yang notabene tidak menguntungkan secara bisnis.

Operator pun diimbau jangan cuma menawarkan tarif murah kepada pelanggan. Tetapi juga dapat memperluas ekspansi jaringannya sehingga menjadi pilihan masyarakat di berbagai tempat. Hal ini penting dilakukan supaya di luar Jawa ada pilihan juga untuk pelanggan.

"Untuk membangun backbone seluler memang diperlukan campur tangan Pemerintah atau BRTI sehingga penyedia backbone fiber optik di luar Jawa dapat menawarkan harga sewa yang kompetitif terhadap operator seluler yang butuh backbone tersebut," ujar Ketut.

Pandangan sama sebelumnya dilontarkan Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala.

“Jangan sampai ada anggapan dominasi pasar oleh Telkomsel dianggap tidak natural, padahal mereka yang paling konsisten membangun jaringan di seluruh Indonesia'' kata Kamilov.

Justru yang perlu dipertanyakan, kata Kamilov, adalah mengapa operator yang menuntut keadilan selama ini tidak membangun. ''Kemudian saat kalah kompetisi sekarang malah minta subsidi ke kompetitornya lewat penurunan tarif interkoneksi,'' ujar mantan anggota BRTI ini.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement