REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah mahasiswa UGM berhasil menciptakan inovasi alat peringatan dini banjir secara intrraktif.
Selain itu, mereka juga mengembangkan robot cerdas sebagai sarana pemantau bencana kebakaran hutan.
Early warning system (EWS) banjir ini bertujuan untuk meminimalisir dampak banjir.
Mereka adalah Asri Nur Latifah bersama dengan Suryo Prakoso Putra, Zufar Amanulah M, Toga Ardian S, dan Shalahuddin Al-Ayubi.
Sistem deteksi dini banjir yang mereka buat sengaja dirancang berbasis Internet of Things (IoT). Sistem IoT ini menghubungkan peralatan EWS dengan aplikasi yang ada pada smartphone bernama iFeel.
"Aplikasi ini terhubung dengan peralatan EWS yang ditempatkan di daerah rawan banjir. Kemudian melalui peralatan tersebut akan mengirimkan informasi secara realtime mengenai kondisi ketinggian air di beberapa titik yang terdapat peralatan iFlee," kata Suryo.
Apabila ketinggian air mencapai kisaran tertentu, maka EWS akan mengirimkan informasi kepada warga berupa peringatan dini di sekitar alat yang terpasang. Informasi yang dikirim berupa SMS dan notifikasi pada aplikasi berbentuk animasi.
Peralatan yang dikembangkan berupa perangkat keras yang terdiri atas sensor, mikrokontroler, dan juga modul GSM. Sementara untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik, mereka menggunakan panel surya. Selanjutnya energi tersebut akan disimpan ke dalam bentuk power bank.
"Trial project aplikasi iFeel akan diterapkan di Jakarta yang merupakan daerah rawan bencana banjir," tutur Suryo.
Menurutnya, aplikasi iFeel memiliki fitur-fitur pendukung dalam hal tracking dan mapping yang berfungsi sebagai media pertama dalam usaha tanggap bencana.
Sebagai jembatan komunikasi, aplikasi iFeel bekerja dengan real time server yang terintegrasi dengan BMKG dan BNPB.
Sehingga aliran informasi menjadi lebih cepat dan valid. Pada aplikasi ini juga terdapat menu detail yang berguna untuk melihat kerugian yang di timbulkan akibat banjir.
"Aplikasi ini tak hanya mendeteksi ketinggian air saja namun juga dapat digunakan untuk mendeteksi ketinggian lahar dingin," jelasnya.
Sementara itu, inovasi lain juga dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik UGM lainnya yaitu Automated Mobile Robot for Monitoring and Prevent Forest Fire Disaster atau Amro Monster.
Amro Monster merupakan sebuah prototipe robot cerdas untuk mencegah dan memonitor secara real time bencana kebakaran hutan yang dibuat oleh Muhammad Kemal Jayadi, Bayu Perwito Aji, Argha Jiwa Kusuma, Ina Eprilia dan Muhammad Iqbal Ardiansyah.
Amro Monster dirancang dapat berjalan di berbagai medan dan memonitor lahan secara luas. Robot ini dikendalikan dengan radio frequency melalui komputer atau laptop.
Robot ini juga dilengkapi dengan sensor suhu, sensor tekanan, sensor kelembapan, dan sensor konsentrasi gas, serta hand manipulator. Sensor digunakan untuk mengirimkan informasi kondisi fisik seperti tekanan, suhu, kelembapan, dan konsentrasi gas di lingkungan sekitar robot kepada pusat pengendali.
"Apabila ada benda yang tidak dinginkan dan menghalangi jalur ekspedisi, maka dapat dipindahkan dengan hand manipulator," jelas Kemal.
Aplikasi ini nantinya bisa digunakan sebagai komplementer sarana dan prasarana manusia dalam membantu kegiatan monitoring kebakaran hutan.
Mereka pun berharap bencana kebakaran lahan dapat diminimalisir dengan kerja robot otomatis yang terprogram ini. Sehingga tidak ada lagi pihak yang dirugikan akibat bencana kebakaran hutan.