REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga nuklir merupakan salah satu energi serta bahan bakar yang bisa dipakai oleh manusia. Pemanfaatan tenaga nuklir dapat masuk di berbagai aspek kehidupan.
Saat ini pemanfaatan nuklir tidak hanya difokuskan pada bidang kelistrikan. Tenaga nuklir juga dapat dimanfaatkan di bidang pertanian, biologi, kesehatan dan teknik. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot S Wisnubroto mengatakan Batan harus selalu menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi.
"Batan itu lembaga pemerintah, harus selalu bekerja sama dengan perguruan tinggi karena bisa saling membantu dari sisi sumber daya, sosialisasi serta kegiatannya," ujar Djarot seusai menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Universitas Nasional (Unas) di Jakarta, Selasa (14/6).
Hubungan baik yang dimiliki Kepala Batan dengan perguruan tinggi akan memudahkan kerja sama yang akan dilaksanakan kedua belah pihak. Dia berharap kerja sama ini dapat memajukan teknologi nuklir indonesia.
Hari ini Batan menandatangani kerja sama dengan Unas. Rektor Unas El Amry Bermawi Putera menyambut baik kerja sama ini. Menurut dia, kerja sama antara Batan dan Unas merupakan sinergi yang sangat strategis dan saling menguntungkan.
Terlebih lagi karena Unas memiliki program studi yang terkait pemanfaatan nuklir. Pihaknya berharap dapat manfaat ilmu dan teknologi langsung dari Batan.
"Unas pun juga dapat memberikan sesuatu ke Batan untuk mendukung dan mempermudah kegiatan Batan dalam melakukan sosialisasi nuklir ke masyarakat," kata dia.
Nuklir dinilai bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan karena memiliki banyak manfaat, baik di dunia kesehatan maupun di bidang pertanian.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unas Iskandar Fitri menyebut potensi nuklir Indonesia di bidang kelistrikan masih deadlock dan belum maksimal dimanfaatkan ke bidang lain seperti bidang pertanian, biologi, kesehatan, dan teknik.
Unas sendiri memiliki semua bidang itu. Dengan bidang itu bisa melatarbelakangi kongkritnya nuklir sebagai instrumen Indonesia. Batan sendiri membutuhkan sumber daya manusia (SDM) melalui kerja sama dengan Unas.
"Sedangkan, Unas memerlukan laboratorium yang bisa dipakai oleh mahasiswa sehingga kerja sama yang terjalin dapat saling menguntungkan," ujar Iskandar.
Bentuk kerja sama konkret yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah membuat seminar nasional tentang pemanfaatan energi nuklir. Selain itu, akan ada workshop yang melibatkan dekan-dekan fakultas di Unas untuk memetakan kekuatan dan kebutuhan serta peluang kerja sama antara kedua belah pihak.