REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir 80 persen pengguna smartphone di Indonesia mengganti perangkat yang mereka pakai dalam kurun waktu dua tahun.
Hal itu ditemukan dalam riset yang diiniasi produsen ponsel merek lokal, Advan, dan dijalankan oleh Lembaga Riset MARS.
"Hanya ada 20,6 persen responden saja yang mengganti smartphone lama mereka dengan yang baru dalam kurun waktu setelah lebih dari dua tahun," kata Direktur Pengembangan Niaga dan Bisnis Lembaga Riset MARS, Suryo A. Soekarno, di Jakarta, awal pekan lalu.
MARS menemukan data bahwa 29,7 persen responden mengganti perangkat smartphone mereka dalam waktu 1,5-2 tahun, sementara 27,8 persen melakukan penggantian dalam kurun waktu 1-1,5 tahun.
Sementara itu sebanyak 22 persen responden menyatakan mengganti perangkat smartphone mereka dalam waktu satu tahun atau kurang, dengan rincian 18,2 persen 7-12 bulan, 2,4 persen 4-6 bulan dan 1,4 persen 1-3 bulan.
Keinginan untuk menggunakan perangkat smartphone model terbaru, rupanya menjadi alasan yang paling banyak diakui responden.
"Sebanyak 31,1 persen responden menyebutkan alasan mereka mengganti smartphone adalah karena ingin mengganti model yang baru, sementara hanya 19,14 persen responden mengganti smartphone mereka karena alasan kerusakan perangkat lama," kata Suryo.
Sedangkan alasan ketiga terbanyak (15,31 persen) yang diakui responden adalah rasa bosan atas perangkat smartphone lama mereka.
Namun apabila digeneralisasi alasan-alasan terkait kualitas perangkat lama dan baru mendominasi alasan penggantian perangkat smartphone responden, termasuk di antaranya keinginan mencari yang lebih canggih (12,92 persen), agar tidak ketinggalan jaman (8,13 persen) dan sebagainya.
Menurut Suryo hal itu mencerminkan kualitas produk sebagai prioritas utama dalam memilih smartphone di Indonesia.