Ahad 05 Jun 2016 14:31 WIB

Ilmuwan Sebut 'Jantung Pluto' Pernah Berdenyut

Sputnik Planum, wilayah Puto yang tergambar seperti bentuk hati atau jantung.
Foto: NASA
Sputnik Planum, wilayah Puto yang tergambar seperti bentuk hati atau jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun lalu, di bulan juli, berkat misi New Horizons yang dilakukan oleh Badan Antariksa AS (NASA), ilmuwan banyak mengetahui hal baru mengenai Pluto. Sudah banyak foto dan data yang dirilis. Kini, ilmuwan dibuat takjub dengan satu hal baru: Ada lokasi berbentuk jantung yang seolah seperti berdenyut.

Jelas, Pluto tidak benar-benar memiliki jantung yang memompa darah seperti manusia. Namun, berdasarkan dua studi baru, satu oleh peneliti di Washington University dan satu lagi dari Purdue University, jantung pluto atau yang dikenal sebagai Sputnik Planum berdenyut melalui peristiwa geologi ketika es nitrogen hangat naik ke atas, lalu menyebar di sepenjang permukaan kemudian membeku sehingga membentuk Sputnik Planum. Ilmuwan menyebut cara terbaik utuk membayangkan proses geologi yang baru ditemukan ini adalah seperti oatmeal menggelelegak di kompor.

NASA Ungkap Foto Bukit Es Bergerak di Planet Pluto

"Anda akan melihat permukaan akan terpisah menjadi medan poligonal. Jika kompor menyala, pusat dari poligon akan bangkit tapi jika kompor mati, pusat dari poligon akan runtuh," kata Alexander Trowbridge dari tim Purdue, kepada National Geographic.

Ilmuwan mengibaratkan 'kompor' ini sebagai radioaktif yang terkandung dalam badan Pluto. Temuan ini menjawab mengapa Sputnik Planum terlihat seperti bentuk jantung. Wilayah ini membentang 1.200 kilometer dan tampak berusia lebih muda dibandingkan dengan bagian lainnya. Tim juga menemukan adanya pola poligonal aneh yang memungkinkan ada tanda es nitrogen hangat.

NASA Temukan Danau Beku di Permukaan Pluto

Ilmuwan menduga, radioaktif memanaskan oksigen yang ada sehingga jantung Pluto ini nantinya akan ditutupi dengan es baru setiap 500 ribu sampai 1 juta tahun. Bill McKinnon dari Universitas Washington mengatakan jika pegamatan ini dilakukan 100 ribu tahun lalu, bentuk Sputnik Planum bisa jadi bukan seperti jantung. Artinya, 'penampakan' Sputnik Planum mungkin akan berbeda di masa-masa yang akan datang.

Meksipun para ilmuwan sudah mampu menyimpulkan adanya peristiwa geologi aktif terjadi di Puto, mereka belum menemukan penyebabnya. Langkah berikutnya, ilmuwan akan mencari tahu mengapa Sputnik Plamum adalah sati-satunya wilayah di planet ini yang memiliki begitu banyak es nitrogen. Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Nature.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement