REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadir sejak 2013, Alfaonline bertransformasi menjadi Alfacart.com dengan membawa konsep baru sebagai marketplace.
Tidak hanya menawarkan kebutuhan pokok harian (grocery), Alfacart.com kini juga fokus pada tiga tambahan kategori produk yaitu fashion, gadget dan elektronik, serta gaya hidup.
"Alfaonline memang online channel untuk Alfamart, tapi beberapa bulan kebelakang intensi kami berubah. Untuk itu, kami ingin merubah image brand bahwa Alfacart.com adalah full e-commerce," kata Catherine Hindra Sutjahyo, CEO Alfacart.com, di Jakarta belum lama ini.
Mengaku sedikit terlambat memasuki pasar marketplace, Catherine optimistis untuk dapat bersaing dengan marketplace lain.
"E-commerce di Indonesia saat ini masih menyumbang kurang 1 persen dari total ritel. Sebagai perbandingan, Jepang 12 persen, Cina 10 persen, bahkan India lebih besar dari kita," ujar Catherine.
"Dengan jaringan yang kami punya, kami yakin bisa menjadi pemain di market ini," sambung dia.
Lebih lanjut, Alfacart.com mensasar seluruh pasar usia mulai dari 25 hingga 35 tahun, kelas menengah, dengan latar belakang pekerjaan karyawaan, ibu rumah tangga dan pelajar.
"Target market kami ingin seluas-luasnya dari bawah sampai menengah," kata Haryo Suryo Putro, COO & CMO Alfacart.com.
Rendahnya penetrasi bank, membuat Alfacart.com bekerja sama dengan Alfamart sebagai payment point. Tidak hanya itu, Alfamart juga dijadikan tempat untuk pick up barang bagi pembeli dan drop off barang bagi penjual.
"Penetrasi online sangat tinggi, tapi penetrasi e-commerce angkanya tidak setinggi itu. Kami percaya opsi pembayaran yang mengerti pasar akan mendongkrak perkembangan e-commerce di Indonesia," ujar Haryo.