Rabu 01 Jun 2016 15:05 WIB

'Interion Smarture', Alat Buka Tutup Irigasi Sawah Buatan Mahasiswa

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
 Seorang petani, Idrus (67) membersihkan sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Lubuk Puar, Padangpariaman, Sumbar. Akibat rusaknya hulu irigasi dan musim kemarau, ratusan hektare sawah di kecamatan itu terancam gagal panen.
Foto: ANTARA
Seorang petani, Idrus (67) membersihkan sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Lubuk Puar, Padangpariaman, Sumbar. Akibat rusaknya hulu irigasi dan musim kemarau, ratusan hektare sawah di kecamatan itu terancam gagal panen.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pengembangan produktivitas pertanian yang masih belum maksimal disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena sistem pengairan yang kurang baik.

Mayoritas sistem pengairan di Indonesia sendiri masih menggunakan model tradisional. Sehingga efektifitas distribusi air ke lahan persawahan masih rendah.

Hal tersebut terlihat saat masa tanam tiba. Dimana banyak petani berlomba-lomba mendapatkan air untuk dialirkan ke sawah dengan cara apapun, seperti membuka air milik petani lainnya, lalu menimbulkan konflik.

Kondisi inilah yang membuat mahasiswa UGM dari Sekolah Vokasi yang terdiri dari Khoerul Anam (Teknologi Jaringan), Novrizal Dwi Rozaq (Teknik Elektro), Riza Nurfaisal (Elektronika dan Instrumentasi), Stefani Galuh (Elektronika dan Instrumentasi), dan Shalahudin  Al Ayub (Teknologi Informasi) merancang Interion Smarture Integrated Distribution Water for Smart Agriculture.

"Alat ini dipergunakan sebagai solusi pendistribusian air sawah secara otomatis berbasis mikrokontroler dengan kombinasi teknologi IoT (Internet for Things)," tutur Anam, Rabu (1/6).

Menurut Anam karya ini bertujuan untuk membuka-tutup pintu arus air dari irigasi dan sumber air yang masuk kedalam sawah dengan menggunakan motor DC. Alat ini diatur secara otomatis dengan mikrokontroler, serta tambahan sensor ketinggian air dan kelembaban tanah di setiap sisi sawah serta sumber air.

Selain itu, sistem alat Interion Smarture ini juga dapat memberikan perintah kontrol dan monitoring jarak jauh menggunakan mobile apps. Antara lain dengan memanfaatkan tren teknologi yang tengah berkembang ke arah IoT (Internet for Things).

"Sumber energi yang digunakan pada alat tersebut direncanakan berasal dari panel surya yang ditempatkan di area persawahan. Sehingga tidak akan bergantung terhadap kebijakan energi," tuturnya.

Untuk saat ini, Interion Smarture dikembangkan dalam bentuk prototipe.

Prototipe ini dibuat dengan memenuhi dan memperhatikan segala aspek. Sehingga fungsi yang dihasilkan akan sama dengan kondisi nyata dari alat yang dibuat.

Hadirnya alat ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam mengatasi distribusi pengairan persawahan yang lebih baik dan efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement