REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menawarkan pemanfaatan data satelit Lapan A2 untuk sektor perikanan, khususnya membantu nelayan meningkatkan tangkapan ikan.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, di Bengkulu, belum lama ini mengatakan, data-data satelit bisa membantu nelayan menentukan titik penangkapan ikan di laut lepas. "Dengan data satelit ini kita bisa membantu nelayan menangkap ikan, bukan lagi mencari ikan seperti yang selama ini dilakukan nelayan," kata Thomas.
Ia menambahkan, nelayan Indramayu, Jawa Barat, sudah memanfaatkan data satelit untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan. Hasil tangkapan nelayan di wilayah itu meningkat signifikan setelah pemerintah daerah memfasilitasi nelayan setempat menggunakan data satelit Lapan.
"Pemerintah Daerah Bengkulu juga dapat memanfaatkan data satelit untuk nelayan di perairan Samudra Hindia untuk meningkatkan hasil tangkapan," katanya.
Thomas menilai, perairan Bengkulu yang cukup luas sangat potensial dimanfaatkan untuk mengembangkan perekonomian lokal. Pesisir Bengkulu panjangnya 525 kilometer. Perairannya yang seluas 13.987 kilometer persegi menyimpan potensi perikanan melimpah.
Selain bisa digunakan untuk mendukung pengembangan sektor perikanan, data satelit Lapan juga dapat dimanfaatkan untuk memantau kapal-kapal yang beroperasi ilegal di wilayah perairan Indonesia. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bengkulu, Rinaldi, mengatakan, pemerintah provinsi sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Lapan terkait penggunaan data satelit.
"Kita menyambut baik tawaran Lapan dan memang data itu akan membantu nelayan kita menangkap ikan di perairan Samudra Hindia," katanya. Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, potensi ikan pelagis kecil di perairan Bengkulu mencapai 315.900 ton per tahun, ikan pelagis besar 164.800 ton per tahun, dan ikan demersal sebanyak 68.900 ton per tahun.