Senin 30 May 2016 00:42 WIB

Google akan Jual Divisi Riset Robot ke Toyota

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nidia Zuraya
WildCat, robot terbaru rancangan Boston Dynamics, yang mampu bergerak dan berlari tanpa ditautkan dengan kabel daya utama.
Foto: BOSTON DYNAMICS
WildCat, robot terbaru rancangan Boston Dynamics, yang mampu bergerak dan berlari tanpa ditautkan dengan kabel daya utama.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Google dikabarkan berencana menjual divisi riset robotik miliknya, Boston Dynamics, kepada Toyota Research Institute. Dilansir Tech Insider, Jumat (27/5), seorang sumber mengatakan, kedua belah pihak masih menjajaki harga yang pas untuk mengalihkan kepemilikan Boston Dynamics.

Meskipun demikian, hingga kini baik pihak Google maupun Toyota belum mau mengomentari isu tersebut.

Kabar keretakan Boston Dynamics dengan Google sudah terasa sejak 2014 silam. Media Bloomberg bahkan sempat menurunkan berita, Toyota Research Institute dan Amazon merupakan dua pihak yang berpeluang mengambil alih kepemilikan atas Boston Dynamics.

Sejak berdiri pada November 2015 silam, Toyota Research Institute konsen akan pengembangan riset robotik dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Walaupun berbeda kepemilikan, Boston Dynamics dan Toyota Research Institute memiliki kedekatan secara personal. Gill Pratt, CEO Toyota Research Institute, pernah bekerja dengan pendiri sekaligus CEO Boston Dynamics, Marc Raibert, di laboratorium Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Pratt mengambil alih laboratorium itu pada 1992 setelah Raibert hengkang dari MIT untuk mendirikan Boston Dynamics. Hingga kini, Raibert masih memimpin Boston Dynamics di bawah Google.

Sebelum dikuasai Google pada 2013, Boston Dynamics banyak mengerjakan proyek pesanan militer Amerika Serikat (AS). Seperti dilaporkan Tech Insider, pihak militer mendanai Boston Dynamics melalui Agen Proyek Riset Pertahanan Lanjutan (DARPA).

Google sendiri, menurut laporan yang sama, tak tertarik untuk mengembangkan teknologi robotik demi kepentingan pertahanan. Alih-alih begitu, Google berencana mengembangkan robot untuk kepentingan komersial sipil. Targetnya, pada 2020, Boston Dynamics mampu menghadirkan robot yang bertugas membantu pekerjaan rumah dan kantor sehari-hari.

Kendati begitu, kendali Google atas Boston Dynamics tak begitu ketat. Buktinya, visi 2020 itu kurang dijawab dengan antusias oleh para teknisi Boston Dynamics, yang lebih resisten terhadap ide robot untuk kepentingan komersial.

Boston Dynamics merupakan satu dari sembilan divisi penelitian robotik yang dimiliki Google. Perusahaan mesin pencari itu membuat grup bernama Replicant untuk membawahi kesembilan divisi robotik tersebut.

“Pada akhirnya, apa yang saya rasakan adalah kesan berjarak antara kami dan mereka, alih-alih dalam kesatuan ‘kita’. Kami merasa bukan bagian dari Google, melainkan terpisah darinya,” kata salah seorang bekas karyawan Boston Dynamics kepada Tech Insider.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement