Jumat 27 May 2016 07:37 WIB

Fujitsu Bidik Bangun Smart City di Indonesia Timur

Rep: Indira Rezkisari/ Red: Winda Destiana Putri
Fujitsu Indonesia turut membangun teknologi bagi sejumlah smart city. Diantaranya Manado, Bogor, Jakarta, dan Makassar
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Fujitsu Indonesia turut membangun teknologi bagi sejumlah smart city. Diantaranya Manado, Bogor, Jakarta, dan Makassar

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Berbagai pemerintah daerah di Indonesia sudah mengadopsi sebagian aspek smart city. Jakarta, Bandung, Makassar baru sebagian diantaranya.

Fujitsu Indonesia adalah salah satu penyedia teknologi dan terapannya untuk pembangunan smart city. Sukses menggarap sistem pengukuran muka air sungai berteknologi augmented reality di Manado hingga teknologi mitigasi bencana dan pengaturan lalu lintas di DKI Jakarta, Fujitsu Indonesia menargetkan lebih banyak kota di Indonesia Timur menjadi smart city.

Imron Rosadi, application service business management manager Fujitsu Indonesia, Kamis (26/5), dalam media gathering di Pullman Legian, mengatakan Indonesia timur menjadi target seiring visi kerja Presiden Joko Widodo meningkatkan pembangunan kawasan timur.

"Sementara fokus ke Indonesia timur," katanya.

Fujitsu menganggap kota-kota di Indonesia seharusnya sudah lebih banyak mengadopsi teknologi smart city. Saat ini pemerintah kota di Indonesia timur yang dianggap agresif menjadi smart city adalah Makassar.

Fujitsu Indonesia diterangkan Imron berpengalaman menerapkan sejumlah teknologi yang tepat guna bagi masalah di perkotaan. Di Manado usai banjir bandang beberapa tahun lalu, pemerintah mencari solusi yang aplikatif.

"Kami memberikan solusi monitor ketinggian air muka secara online dengan aplikasi di ponsel," katanya.

Hanya dalam waktu dua bulan proyek di Manado bisa diimplementasikan. Pada Januari 2016 assesment dilakukan, sepanjang Februari pembangunan lanjut uji coba, dan di Maret teknologinya diluncurkan. Beberapa teknologi untuk smart city diakui Imron dibawa dari pengalaman Fujitsu pusat di Jepang yang disesuaikan dengan kebutuhan di dalam negeri.

Achmad Sunuadji Sofwan, president director Fujitsu Indonesia, menambahkan pembangunan smart city di Indonesia bukan tanpa tantangan. Biasanya tantangan terletak pada manajemen setelah aspek smart city berjalan.

"Di Manado itu sudah ada sensor air pendeteksi banjir. Tapi tidak ada maintenance," ujar dia. Akibatnya banjir tetap tidak terdeteksi karena teknologinya tidak didayagunakan setelah berjalan.

Fujitsu mencoba mencari penerapan teknologi yang melihat pula faktor di luar teknologi. Tujuannya agar teknologi bisa semudah mungkin dioperasikan dan benar-benar bermanfaat.

"Hype-nya selalu di proyeknya habis itu lupa. Maka itu kita terus berakrobat mencari teknologi yang tepat guna. Yang bisa berjalan dengan baik."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement