Kamis 26 May 2016 13:42 WIB

Pekan Ini, Matahari Tepat di Atas Langit Kabah

Rep: Hasanul Risqa/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi
Foto: ROL/Sadly Rachman
Suasana Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di Indonesia berkesempatan meningkatkan presisi arah kiblat. Pada Jumat (27/5) sore, umat Islam di Indonesia dapat mulai meningkatkan presisi arah kiblat secara sederhana namun tepat. Sebab, pada rentang waktu tertentu, matahari berada tegak lurus di atas langit Kabah, Mekkah, Tanah Suci.

Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, peristiwa alami itu terjadi setidaknya dua kali pada tahun ini. "Ya, matahari melintas lintang Mekkah dua kali. Dan pada tengah hari di Mekkah bisa digunakan untuk pemantauan arah kiblat, (yakni tanggal) 27/28 Mei 2016 pukul 16.18 WIB (waktu Indonesia bagian barat) dan pada tanggal 15/16 Juli pukul 16.27 WIB," papar Thomas Djamaluddin kepada Republika.co.id, Kamis (26/5).

Dia melanjutkan, tahun 2016 merupakan tahun kabisat. Sehingga, pada 28 Mei dan 16 Juli mendatang, cahaya matahari tepat jatuh di atas kota suci Mekkah. Di sisi lain, dia menjelaskan, pada tiap tanggal 27 Mei dan 15 Juli fenomena yang sama akan terjadi di tahun non-kabisat.

Besok Waktunya Mengukur Lagi Arah Kiblat

Meskipun begitu, dia menegaskan, metode pencarian presisi arah kiblat di Indonesia bisa mulai dipersiapkan sejak hari ini.

"Jadi mulai hari ini 26-30 Mei bisa digunakan untuk koreksi arah kiblat dari bayangan matahari antara pukul 16.13 WIB sampai 16.23 WIB," ujar dia.

Ketika sang surya berposisi tepat di atas Kabah, maka arah bayangan yang ada dapat menjadi penunjuk titik kiblat. Warga Indonesia dapat memakai metode memancangkan benda tegak lurus di atas tanah. Kemudian, lihat condong bayangannya yang menunjukkan arah ke Kabah.

Thomas memandang, cara itu cukup efektif untuk menegaskan presisi arah sholat, baik di masjid, rumah pribadi, maupun ruang publik pada umumnya. "Rentang waktu +- (plus minus) dua hari dan +- (plus minus) lima menit bisa dipakai untuk melihat bayangan untuk penentuan arah kiblat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement