Rabu 25 May 2016 07:17 WIB

Perkawinan Sedarah Memperpendek Umur

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Burung Seychelles warblers
Foto: ist
Burung Seychelles warblers

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian genetik pada burung Seychelles warblers (Acrocephalus sechellensis) menunjukkan bahwa perkawinan sedarah (inbreeding) tidak hanya mempercepat penuaan pada individu, namun juga keturunan-keturunannya. Penelitian ini dilakukan tim ilmuwan dari University of East Anglia (UAE), Inggris.

Tim meneliti efek dari perkawinan sedarah pada spesies burung ini. Ukuran dan populasi Seychelles warblers yang kecil membuat jenis ini ideal untuk studi perkawinan sedarah. Burung ini tinggal di Pulau Cousin yang terisolasi, sehingga burung-burung ini tidak bisa berinteraksi dengan burung-burung di wilayah lain.

Peneliti memperkirakan lima persen dari populasi burung ini melakukan perkawinan sedarah, mulai dari urutan petama kerabatnya, yaitu orang tua, saudara kandung, hingga anak-anaknya. Peneliti mencoba mengamati telomere pada burung-burung setempat.

Telomere adalah bagian paling ujung dari kromosom manusia dan hewan. Jika rangkaian kromosom diibaratkan tali sepatu, maka telomere adalah plastik yang berada di ujung tali sepatu.

Setiap kali sel membelah, telomere menjadi lebih pendek dan bertahun-tahun ukurannya semakin menyusut. Semakin tua kita, semakin pendek telomere yang melindungi kromosom.

"Panjang telomere bagaikan jam biologis yang menentukan umur sel atau umur individu. Semakin pendek telomere, tubuh semakin rentan kerusakan," kata penulis utama, Kat Bebbington, dilansir dari Medical News Today.

Panjang telomere dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk kebiasaan merokok, obesitas, polusi udara, juga stres. Hasil studi terbaru ini menambahkan pendapat peneliti bahwa perkawinan sedarah juga menjadi faktor lain yang memperpendek telomere.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Molecular Ecology ini menunjukkan burung yang melakukan perkawinan sedarah memiliki telomere pendek. Telomerenya semakin pendek saat kondisi stres, misalnya pasokan makanan berkurang di musim tertentu.

"Hewan yang inbreeding lebih rentan terkena penyakit karena mereka tidak memiliki banyak variasi dalam gennya," kata Bebbington.

Penelitian ini sangat penting untuk keturunan spesies. Pada beberapa jenis hewan, penelitian ini sangat membantu menyukseskan penangkaran, khususnya memantau dampak perkawinan sedarah dan kualitas kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement