REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak seperti pembaruan pada umumnya yang mengurangi tampilan iklan, pembaruan Windows 10 justru akan membuat tampilan sistem operasi Microsoft itu ditaburi lebih banyak iklan saat diluncurkan pada musim panas nanti.
Iklan itu, sebagaimana dilansir laman Fortune dari situs teknologi Neowin pada Ahad (22/5), menampilkan beberapa aplikasi yang dipromosikan di Microsoft Store.
Aplikasi promo tersebut akan bertambah jumlahnya menjadi 10 dari sebelumnya hanya lima, menurut pengamatan pada start menu Windows 10 versi pembaruan.
Pihak Microsoft hingga saat ini belum memberikan komentar terkait hal tersebut.
Rencana tersebut boleh jadi menarik bagi orang-orang yang tertarik mengetahui aplikasi apa saja yang tersedia di Microsoft Store, namun bagi mereka yang lebih senang membelanjakan uangnya untuk membeli perangkat komputer baru atau perbaikan sistem operasi hal itu bisa dianggap mengganggu, laiknya iklan yang berseliweran di dalam gedung bioskop selama pemutaran film.
Tidak tanggung-tanggung Neowin bahkan menyebut ubin-ubin aplikasi iklan tersebut sebagai "fitur paling dibenci dari Windows 10".
Hal itu akan menambah panjang langkah kontroversial Microsoft yang telah lama dikecam karena membiarkan para produsen perangkat keras menyematkan iklan dan aplikasi bawaan alias bloatware di perangkat komputer bersistem operasi Windows.
Microsoft sebetulnya menyadari itu sebagai masalah terlihat dari adanya opsi muda bagi para pengguna Windows 10 menyematkan versi sistem operasi yang bebas bloatware.
Banyaknya umpan balik negatif dari para pelanggan juga disinyalir jadi salah satu alasan Microsoft merilis merek perangkat keras mereka sendiri, Surface dan Surface Pro beberapa tahun silam.
Sebagian besar produsen perangkat keras seperti Dell, HP dan Toshiba menyematkan iklan dan promosi on-screen sebagai jalan untuk meraih keuntungan lewat dengan tetap menekan harga jual murah.