Sabtu 21 May 2016 03:47 WIB

Bisakah Badai Dihentikan?

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Badai Katrina di AS
Foto: wonderslist.com
Badai Katrina di AS

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Untuk menyelamatkan banyak nyawa dan menekan kerugian, akan sangat bagus jika ada temuan sains yang bisa menghentikan amukan badai seperti Katrina.

Para ilmuwan sudah memikirkan hal ini, ide untuk menghambat setiap badai. Teorinya bermula dari energi yang dilepaskan bom nuklir yang dijatuhkan ke tengah mata badai akan memanaskan udara di dalamnya dan mengganggu konveksi arus badai.

Sayangnya, ide yang sudah terpikir sejak 1960-an ini dinilai tak akan berguna. Peneliti National Hurricane Center, Chris Landsea, mencoba menjelaskan hal ini. ''Kesulitan utama memodifikasi badai menggunakan bahan peledak adalah jumlah energi yang dibutuhkan,'' tulis Landsea dalam penjelasannya seperti dikutip Live Science, Kamis (19/5).

Badai mendapat energi dari air laut yang hangat yang mengalami proses penguapan menjadi titik-titik hujan. Panas dilepaskan selama proses kondensasi yang menimbulkan panas di udara dan makin memicu air laur menguap, berkondensasi dan melajutkan siklus.

Badai yang berkembang sempurna melepaskan 50 terawatt atau lebih energi panas dimana saja kesempatan itu muncul, hanya satu persen yang akhirnya berubah menjadi angin. Pelepasan panas itu setara 10 megaton bob nuklir yang meledak tiap 20 menit sekali.

Jika dibandingkan, seluruh manusia hingga 2011, hanya menggunakan sekitar sepertiga energi yang dilepaskan sebuah badai. Sehingga ide meledakkan bom ke dalam sebuah badai seperti menghentikan mobil Buick yang sedang ngebut menggunakan sehelai bulu.

Jika meledakkan bom dalam badai memang efektif, ada pula kemungkinan hanya membuat energi badai makin besar dan kuat. Lalu, mengapa bom nuklir tidak diledakkan saja saat indikasi pembentukan badai mulai terlihat?

Landsea menjelaskan, ada 80 indikasi badai di Samudera Atlantik tiap tahunnya dan hanya lima yang benar-benar jadi badai sempurna. Tak ada tahu mana di antara 80 indikasi itu yang akan jadi badai sungguhan.

Jika hanya 10 persen saja dari indikasi itu yang jadi badai, butuh usaha besar untuk 'menyumpalnya'. Dan, badai tropis adalah badai mengerikan.

Akhirnya, apakah bom akan berdampak positif, negatif atau netral terhadap badai, satu hal yang bisa dipastikan: akan muncul badai radioaktif hasil nuklir yang terisap badai yang dampaknya bahkan bisa lebih parah dari badai normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement