REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada kebanyakan situasi seseorang tak bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri. Mengapa?
Otak manusia mengembangkan teknik sempurna untuk menyaring suara detak jantung sendiri, berdasarkan penelitian Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne di Swiss.
Peneliti juga menemukan alasan dari fenomena ini. Manusia memiliki susunan organ dalam yang spektakuler dan kompleks dengan banyak saluran atau pipa-pipa yang terus bergerak.
Jika tubuh manusia dirancang bisa mendengarkan suara 'keributan' dari internal tubuhnya sendiri, maka manusia tak bisa fokus menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Jika Anda bisa mendengar gerakan-gerakan organ dalam tubuh, Anda tak akan berkonsentrasi saat menyeberang jalan dan sebuah mobil mengklakson Anda. Ini tentu saja memiliki konsekuensi terjadinya kecelakaan.
"Otak merancang sensasi internal untuk tidak mengganggu aktivitas eksternal. Ini supaya Anda tetap fokus dengan rangsangan dari luar. Otak sendiri yang memutuskan informasi internal yang bisa Anda sadari dan yang tidak bisa Anda sadari," kata kepala peneliti, Roy Salomon, dilansir dari IFL Science, Senin (16/5).
Otak secara otomatis mengabaikan rangsangan yang ada di dalam tubuh - dikenal dengan sinyal interoseptif - dan memprioritaskan sinyal eksteroseptif yang datang dari luar tubuh.
Ada pula daerah di otak bernama korteks insular yang sewaktu-waktu bisa mengintegrasikan kedua jenis sinyal tersebut.
Temuan tim ini telah diterbitkan dalam Jurnal Neuroscience. Peneliti menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk memantau aktivitas otak para responden.
Peneliti menyimpulkan korteks insular berperan dalam memaksa otak seseorang mengabaikan detak jantungnya sendiri.