REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Robot dan manusia saat ini semakin masif digunakan dalam dunia kesehatan. Temuan terbaru adalah robot yang berhasil melakukan operasi bedah secara mandiri dengan pengawasan manusia pada empat ekor babi di Washington DC.
The Smart Tissue Autonomous Robot alias STAR adalah robot yang dikembangkan khusus untuk melakukan operasi jaringan lunak menggunakan lengan robot dengan beberapa algoritma komputer rinci. Sejauh ini, robot ini telah mengoperasi usus empat ekor babi hidup dan semuanya selamat tanpa komplikasi.
Uji coba operasi tersebut dilakukan di Children's National Health System, Washington. Para peneliti mengatakan STAR mengambil bagian sekitar 60 persen dari operasi, sementara sisanya mendapat bantuan dari dokter pendamping.
Peneliti kemudian mencatat tingkat konsistensi, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali operasi, jumlah kesalahan, dan membandingkan kinerja STAR dengan manusia.
Robot ini merupakan hasil karya sejumlah peneliti di Sheikh Zayed Institute for Pediatric Surgical Innovation dan sudah dipublikasikan dalam Jurnal Science Translational Medicine.
"Perbandinganya menunjukkan bahwa prosedur operasi yang dilakukan STAR terbukti lebih unggul dibanding yang dilakukan seorang ahli bedah berpengalaman," kata Wakil Presiden Asosiasi Dokter Bedah di Children's National Health System, Peter C Kim, dilansir dari IFL Science, Senin (16/5).
Penggunaan robot untuk membantu operasi bedah bukan fenomena baru. Hanya saja kemampuan robot sebelumnya masih terbatas untuk operasi organ-organ tubuh keras, seperti tulang.
STAR melakukan operasi pada jaringan lunak organ tubuh. Robot ini dilengkapi sistem pelacak menggunakan kamera, spidol neon berinfra merah, dan visi plenoptik tiga dimensi.
Robot ini juga dilengkapi algoritma komputer yang digunakan untuk melakukan penyesuaian dan rencana bedah lebih real time, seperti mengubah tekanan pada jaringan atau mengatur kecepatan gerakan.
Para ilmuwan menekankan ahli bedah tak perlu merasa terancam dengan penemuan ini. Menurut Kim, tujuan dari demonstrasi robot ini bukan untuk menggantikan pekerjaan ahli bedah, namun untuk memperluas kapasitas tenaga medis dan keberhasilan operasi.
Peneliti memperkirakan STAR sudah bisa secara komersial masuk ruang operasi di berbagai rumah sakit dua tahun ke depan.