REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Para peneliti di Thammasat University, Thailand, menciptakan inovasi tinta untuk rekan difabel netra. Tinta timbul yang diproduksi dengan biaya murah tersebut berpotensi menjadi alternatif dari Braille.
Temuan yang disebut Touchable Ink alias tinta terjamah itu bisa timbul dengan sendirinya ketika dipanaskan. Inovasi tersebut bakal menunjang metode baca-tulis difabel netra yang selama ini digunakan.
Keuntungannya, tinta khusus ini bisa menurunkan biaya cetak teks Braille. Sementara, biaya yang lazim selama ini ialah 1,1 dolar AS (Rp 14.490) per lembar.
Nominal itu bisa dihemat sampai menjadi hanya tiga sen AS (Rp 395) per lembar. Selain itu, tidak akan ada kebutuhan untuk membayar sekitar 2.850 dolar AS (Rp 37,5 juta) untuk embosser Braille.
Para cendekia mengembangkan temuan itu bersama Samsung yang menyediakan printer dan biro iklan J Walter Thompson (JWT). Pihak universitas mengharapkan tinta itu akan dapat digunakan pada printer biasa.
"Kami cukup yakin bahwa biaya tinta terjamah akan jauh lebih murah daripada mencetak teks Braille, mengingat bahan-bahan yang kami gunakan jauh lebih murah dibandingkan printer yang biasa ada di pasaran," kata juru bicara JWT kepada CNET.
Inovasi itu bukan satu-satunya teknologi terbaru yang membantu rekan difabel netra. Media sosial Facebook dan perusahaan teknologi iPhone juga telah menyediakan fitur khusus untuk navigasi dan deskripsi audio bagi para pengguna yang tunanetra.