REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- FBI memberi tahu perusahaan Apple tentang kelemahan perangkat lunak Iphone dan Mac mereka pada 14 April. Ini pertama kalinya mereka memberi tahu kelemahan buatan Apple kepada perusahaan itu di bawah proses bermasalah Gedung Putih.
Proses Gedung Putih itu meminta dilakukan pembagian informasi, kata perusahaan Apple kepada Reuters pada Selasa (26/4). Biro Pusat Penyelidikan (FBI) kepada perusahaan itu mengatakan pembukaan itu dihasilkan dari yang disebut dengan Proses Ekuitas Kelemahan, untuk menentukan yang akan dilakukan terkait informasi celah dalam keamanan itu, kata Apple.
Proses sejak 2010 dan dibarui pada 2014 itu bertujuan menyeimbangkan penegakan hukum dan keinginan badan intelijen Amerika Serikat untuk meretas peralatan dengan kebutuhan memperingatkan produsen agar mereka dapat menutup lubangnya sebelum penjahat dan peretas lain memanfaatkannya.
Apple mengatakan kelemahan yang diungkap kepada Apple itu melibatkan versi lama Iphone dan Mac.FBI dan gedung putih keduanya menolak untuk memberikan komentar.
Masalah terkait bagaimana lembaga pemerintahan Amerika Serikat memutuskan untuk membagi informasi terkait kelemahan dalam produk komputer dan telekomunikasi telah mendapatkan pemeriksaan teliti yang diperbarui sejak FBI pada bulan lalu mengumumkan mereka menemukan cara untuk meretas Iphone milik salah satu pelaku penembakan dalam pembantaian di San Bernardino, Kalifornia Desember lalu.
Reuters melaporkan pada awal bulan ini FBI meyakini mereka tidak memiliki kepemilikan hukum akan informasi yang diperlukan dan cara untuk meretas Iphone itu jadi mereka tidak dapat membawanya ke Gedung Putih untuk ditinjau ulang di bawah pross ekuitasnya.
Pada hari setelah laporan itu dikeluarkan, FBI menawarkan informasi terkait kelemahan sistem lama mereka kepada Apple. Keputusan itu kemungkinan menjadi sebuah usaha untuk menunjukkan mereka dapat dan menggunakan proses Gedung Putih itu dan membuka cara peretasan saat mereka dapat melakukannya.
Kelemahan yang disebutkan oleh FBI kepada Apple tidak mengubah apa pun dalam persepsi perusahaan, bahwa proses Gedung Putih itu tidak begitu efektif dari yang mereka klaim sebelumnya, ujar seorang eksekutif Apple yang tidak menyebutkan namanya.
Baca: Mahasiswa Asing di Tasmania Bergantung pada Makanan Gratis