REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia semakin berbenah perihal meningkatkan akses pariwisata bagi pelancong. Tidak hanya memperbaiki dan memperbarui fasilitas di daerah objek wisata saja, tapi juga beralih ke infrastruktur berbasis teknologi.
Salah satunya dengan menggunakan teknologi digital untuk pemasaran dan penyebaran informasi. Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) bahkan menetapkan target kunjungan wisatawan sebesar 272 juta pelancong pada tahun ini. Jumlah tersebut terdiri dari 12 juta wisatawan asing dan 260 juta turis lokal.
"Kami melihat teknologi semakin memberikan kontribusi terhadap pergerakan informasi seputar wisata," kata Deputy Director Kemenpar RI Martini Paham, dalam acara Media Talkshow Digital Pariwisata di Jakarta, pekan lalu.
Salah satunya dengan penggunaan media sosial sebagai ajang berbagi foto dan pengalaman. Hampir setiap traveller selalu membagikan momen perjalanan berliburnya dalam akun media sosial pribadi.
Hal tersebut membuat arus informasi pariwisata bagai tanpa sekat. Informasi juga tidak berupa foto objek wisata, tapi juga makanan, angkutan, fasilitas, hingga harga dan bujet.
Tahun ini, Kemenpar RI memiliki beberapa kegiatan prioritas sebagai ajang promosi pariwisata di Indonesia. Agenda tersebut meliputi Festival Kuliner Nusantara, Lake Toba Ultra, Tour De Singkarak, Bono Surfing Expedition, hingga Musi Triboatton. Kemenpar RI juga sedang mengembangkan virtual tour atau pariwisata berkonsep virtual.
"Rencana tahun ini akan selesai," jelas Martini.
Pelancong bisa menikmati objek wisata dalam bentuk virtual reality (VR). Sementara Indonesia akan membuat 10 destinasi wisata prioritas dalam virtual tour, yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Pulau Morotai.