Kamis 21 Apr 2016 07:30 WIB

‎Google Ikut Peringati Hari Kartini

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Google ikut peringati Hari Kartini
Foto: Google
Google ikut peringati Hari Kartini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berbeda dengan laman raksasa pencarian di internet, Google Indonesia, hari ini, Kamis (21/4). Jika Anda membuka laman tersebut, maka gambar Raden Adjeng (RA) Kartini terpajang persis di atas kolom pencarian.

Sosok Kartini terbingkai sebagai huruf "O" kedua pada deretan huruf G, O, O, G, L, E. Sosok pahlawan itu terlihat sedang menenteng buku dengan tangan kirinya dengan pandangan lurus ke depan. 

Penempatan gambar Kartini dalam laman Google bukannya tanpa alasan. Pasalnya tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari ini merupakan hari ulang tahun Kartini ke-137.

Kartini merupakan Pahlawan Nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Semasa hidupnya, Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft. Ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan).

Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie.

Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum.

Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".

Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.

Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement