Selasa 12 Apr 2016 16:19 WIB

Pengunjung Borobudur Kini Bisa Membeli Tiket Secara Online

Candi Borobudur
Foto: Antara/Anis Efizudin
Candi Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebuah pendekatan baru dalam industri pariwisata di Indonesia mulai bergulir. Telkomsigma--anak perusahaan Telkom, mulai merintis pengembangan penjualan tiket secara daring (online) untuk destinasi wisata. Taman Wisata Candi Borobudur menjadi destinasi wisata pertama yang akan menerapkan penjualan tiket sistem daring.

''Kami mendapat kepercayaan Taman Wisata Candi Borobudur untuk menerapkan pembelian tiket masuk secara online,'' kata CEO Telkomsigna Judi Achmadi, di Jakarta, Selasa (12/4).

Judi menyebut ada kebutuhan e-ticketing di industri wisata Indonesia saat ini. Ia menunjuk Taman Wisata Candi Borobudur. ''Pada peak season, hasil penjualan tiket masuk bisa mencapai Rp 1 miliar. Anda bisa bayangkan berapa pengunjung yang masuk,'' katanya kemudian.

Penerapan e-ticketing diharapkan akan memotong antrean di loket penjualan tiket sekaligus memberikan kemudahan dalam pembelian tiket. ''Pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur sekarang bisa memesan tiket secara online dan menentukan tanggal kunjungan,'' paparnya.

Telkomsigma sendiri disebutnya telah menyiapkan pendukung layanan pembelian tiket secara daring ini. Antara lain dengan membangun 12 loket visitor gate atau pintu masuk pengunjung yang mendukung e-ticketing.

Tak berhenti di Borobudur, Telkomsigma bersama mitranya Centro akan mengembangkan layanan serupa di berbagai destinasi wisata dan theme park. ''Yang lagi booming kan water park kami akan memberikan layanan tiket online untuk water park,'' kata Direktur Centro Arief Santosa.

Selain Borobudur, pihaknya tengah melakukan pembicaraan dengan Sumatra Selatan, DKI Jakarta untuk smart city, dan Palembang. ''Target kami dalam tahap awal 5-10 cluster,'' kata Arief.

Borobudur memang menjadi sebuah proyek pengembangan pertama. Tak berhenti pada penjualan tiket secara online, proyek yang memanfaatkan sistem dan platform Galasys ini akan mengembangkan destinasi pendukung di sekitar Borobudur.

''Pengembangan ini diharapkan mampu menciptakan cross selling di industri wisata. Lama tinggal wisatawan menjadi meningkat, uang yang dibelanjakan juga mengalami peningkatan,'' kata Arief.

Oleh karena itu, pengembangan tak berhenti pada objek wisatanya saja, tetapi juga akomodasi, food, and beverage, termasuk suvenir. ''Kalangan pelaku wisata mendukung program ini, seperti Dagadu atau Aerowisata,'' cerita Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement