REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seekor badak Sumatera yang langka telah meninggal. Padahal, kematiannya hanya berselang beberapa pekan, setelah penemuannya di bagian Indonesia dari Kalimantan begitu disambut baik.
Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia mengatakan kepada AFP, bahwa badak betina ini dikenal sebagai Najaf, meninggal setelah tertular infeksi kaki.
Kesehatan hewan ini telah memburuk dalam beberapa hari terakhir, menurut Kementerian, pemeriksaan post-mortem sedang dilakukan untuk menemukan penyebab resmi kematian.
Sebelumnya badak ditangkap dalam perangkap lubang di Kutai Barat di Kalimantan Timur pada 12 Maret. Hal ini menandakan kontak fisik pertama manusia dengan spesies di daerah selama lebih dari 40 tahun.
Berdasarkan pemberitaan Foxnews, Rabu (6/4) penampakan di daerah di mana badak yang dianggap punah disambut baih oleh para ahli konservasi.
Tim survei World Wildlife Fund pertama kali menemukan bukti, bahwa spesies itu tidak punah di Kalimantan, setelah mereka mengidentifikasi jejak kaki, dan menangkap foto dari badak di hutan yang sama. Beberapa dari 15 badak Sumatera yang kemudian diidentifikasi dari tiga populasi di Kutai Barat.
Hanya ada diperkirakan 100 badak Sumatera yang masih berada di alam liar, terutama di pulau Sumatera.