REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Smart assistant Apple yang dikenal Siri, telah membuat hidup penggunanya lebih nyaman.

Siri memperbarui layanannya yang bisa membantu  memberikan saran dalam menanggapi pertanyaan pengguna 'tentang pemerkosaan, bunuh diri dan kekerasan.

Sebelumnya, Siri dikritik pedas lantaran tidak bisa diandalkan karena tidak konsisten dan tidak lengkap untuk menjawab beberapa pertanyaan sensitif seperti depresi, pemerkosaan, kekerasan seksual, dan lainnya.

Jawaban Siri atas pertanyaan itu adalah tidak paham dengan hal tersebut. Bahkan, beberapa tahun lalu, Siri pernah memberikan solusi jembatan mana saja yang bisa dipakai kepada penggunanya yang ingin bunuh diri.

Dilansir Telegraph Selasa (5/4) beberapa waktu lalu, Journal of American Medical Association melakukan pengkajian akan hal ini. Melalui beberapa penelitiannya, ditemukan Siri memang belum cukup cerdas untuk jadi teman virtual manusia.

Selain itu, dalam penelitaian tersebut dikatakan performa asisten digital lain juga dianggap payah seperti Samsung S Voice dan Google Now.

Menanggapi hal ini, Apple pun langsung menjalin kerjasama dengan jaringan pemerkosaan dan kekerasan seksual di Amerika Serikat (AS) untuk mencerdaskan Siri dalam merespons hal-hal terkait. Hasilnya, saat ini Siri sudah bisa lebih peka dan responsif ketika ditanyakan terkait pemerkosaan, kekerasan seksual, atau depresi.

Bahkan, Siri sudah bisa menghubungkan pengguna yang mengalami kekerasan seksual ke nomor telepon "National Sexual Assault". Namun, program ini baru bisa dijalankan di AS.

Siri diperkenalkan ke iPhone dengan sistem operasi iOS 5 dan iPhone 4s pada 2011, menyusul pembelian Apple Siri Inc. aplikasi tahun sebelumnya. Penggunaannya telah diperpanjang untuk Apple Watch dan Apple TV, yang terbatas dalam hal input teks cepat karena ukuran layar yang kecil dan navigasi remote control masing-masing.

Ikuti Whatsapp Channel Republika