REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Echelon 2016 yang bertema "Empowering through Innovation" dengan visi memberdayakan startups, konferensi teknologi regional yang beradaptasi dengan pasar Indonesia, mendapat dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf).
"Sasaran untuk jadikan ekonomi kreatif jadi kontributor besar pertumbuhan ekonomi nasional karena ekomoni kreatif menyumbang besar ekomomi nasional," kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Ricky Pesik, di Jakarta, Selasa (5/4).
Dukungan Bekraf terhadap Echelon, Ricky mengatakan, sebagai upaya Bekraf untuk mencapai tiga target hingga 2019 yaitu meningkatkan sektor ekonomi kreatif 13 persen GDP, meningkatkan tenaga kerja 13 juta, dan ekspor 10 persen.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa Bekraf akan fokus pada industri kreatif seperti aplikasi game, dkv, arsitektur, desain produk, fesyen, fotografi, kulinari, publishing, advertising, seni rupa, televisi dan radio konten.
"Ekosistem yang dibutuhkan indonesia, untuk diluncurkan secara masif," ujar Ricky.
Untuk menciptakan ekosistem tersebut, Ricky mengatakan bahwa Bekraf akan bekerja dalam dua hal, membantu menghadirkan ekosistem baik untuk perkembangan inovasi, serta memberikan masukan terkait ekonomi makro melalui regulasi baru dan mencabut regulasi yang menghambat..
"Menciptakan regulasi lebih adaptif untuk membantu inovasi lebih maju," tambah dia.
Echelon 2016 digelar dua hari. Dibagi menjadi tiga panggung utama (Start, Scale dan Steer), Echelon Indonesia hari pertama diramaikan oleh deretan keynotes, panel, workshop juga pembahasan tren di masa mendatang dari tokoh ternama di bidang teknologi dan entrepreneurship di Indonesia maupun internasional, seperti Hendrik Tio (CEO Bhinneka.com) dan Stefan Jung (Managing Partner Venturra Capital).