REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mulai membangun iradiator gamma pada tahun ini. Kepala BATAN, Djarrot Sulistyo Wisnubroto menargetkan pembangunan diharapkan bisa selesai pada 2017.
“Jadi nanti bisa mulai dioperasikan pada 2018 baik oleh pihak BATAN maupun pihak ketiga melalui jalur tertentu,” kata Djarrot dalam acara Groundbreaking Pembangunan Iradiator Gamma Serbaguna di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (29/3).
Djarrot menerangkan, pembiayaan yang disediakan untuk pembangunan sebesar Rp 96 Miliar. Dana ini murni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Djarrot, dalam pembangunan ini BATAN juga ikut kontribusi pada tingkat kandungan komponen lokalnya. Kandungan lokal pada pembangunan ini sebesar 80 persen. Sementara 20 persen lainnya dari Hongaria, yakni dalam hal sumber radioaktifnya.
Berkenaan dengan iradiator, kata Djarrot, ini akan memiliki kapasitas sebesar dua Mega Currie (MCil). Kapasitas ini bisa melayani proses radiasi hingga 123 meter per kubik dalam sehari.
Djarrot menjelaskan, tujuan pembangunan ini demi meningkatkan penguasaan teknologi. Penguasannya dari tahapan desain, konstruksi maupun pengoperasian. Iradiator ini juga dapat digunakan untuk mendemonstrasikan kepada stakeholder dan masyarakat mengenai teknologi.
Menurut Djarrot, masyarakat bisa memahami bahwa proses pengawetan dan sterilisasi menggunakan radiasi itu aman. Upaya ini aman baik untuk makanan, obat-obatan, bahan herbal, kosmetik dan alat kesehatan.
“Masyarakat tahu bahwa ternyata iradiator ini bisa membantu membunuh mikroorganisme pada bahan tertentu yang selama ini menyebabkan busuk. Dan ini dapat dilakukan dengan tanpa bahan pengawet yang berbahaya,” kata Djarrot.