Rabu 23 Mar 2016 11:12 WIB

Pemanasan Global Sekarang Sama dengan yang Musnahkan Dinosaurus

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino
Foto: ANTARA/Rosa Panggabean
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sebuah penemuan terbaru menyatakan emisi karbon saat ini begitu tinggi, hingga mencapai level yang sama seperti 66 juta tahun yang lalu.  Suhu global ketika dinasourus punah. Dan masih ada kemungkinan untuk naik walaupun lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dengan bukti geologi saat ini dan masa lalu  para peneliti membandingkan tingkat CO2. Mereka menggunakan inti sedimen yang dikumpulkan dari pantai New Jersey, untuk mengevaluasi kembali catatan isotop karbon-13 dan oksigen-18 yang menunjukan konsentrasi karbon di atmosfir dan temparatur global.

Tim yang dipimpin oleh Richard Zeebe dari University of Hawaii di Manoa, menemukan kenaikan emisi karbon dan pemanasan global saat ini kurang lebih sama dengan periode Palaeocene-Eocene Thermal Maximum (PETM) yang terjadi sekitar 56 juta tahun yang lalu. Penemuan ini menunjukan hal penting, karena para ilmuwan sudah berfikir perubahan iklim saat ini mirip dengan perubahan iklim periode PETM.

Zeebe dan rekan-rekannnya kemudian menggunakan temuan mereka untuk menghitung tingkat emisi karbon tahunan selama PETM. Mereka menemukan jumlah emisi karbon pada waktu itu sekitar 0,6 sampai 1,1 miliar ton per tahun. Saat ini sekitar 10 miliar ton emisi karbon dipompa ke atmosfer.

"Kami menyimpulkan, melihat catatan yang ada, saat ini laju pelepasan karbon pada zaman antropogenik (periode manusia) belum pernah terjadi sebelumnya selama 66 juta tahun kebelakang," kata Zeebe, seperti yang dilansir dari sciencealert.com, Rabu (23/3).

Penemuan ini menjadi peringatkan keras dari situasi krisis perubahan iklim dan suhu global saat ini.

 

baca juga: Siang Ini, NASA Luncurkan Roket Menuju Bulan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement