REPUBLIKA.CO.ID, Pada Senin atau Selasa pekan ini, dua komet akan melintasi bumi. Salah satu dari komet tersebut akan berada pada jarak yang lebih dekat dibandingkan lintasan terakhirnya pada tahun 1983. Komet satunya lagi, yang berukuran lebih besar berada pada jarak yang lebih jauh.
Para ilmuwan yakin komet tersebut mungkin bisa dilihat dengan mata telanjang. Sebab, komet ini sangat terang. Kedua komet tidak memiliki orbit yang identik sehingga ilmuwan mungkin akan mengaitkan ini dengan hipotesis tertentu.
Komet kecil, bernama P/2016 BA14 tidak terlihat begitu jelas. Namun, komet ini akan melewati bumi hanya dengan jarak 3,5 juta km. Komet ini akan menjadi komet ketiga dengan lintasan terdekat yang pernah tercatat dalam sejarah. Komet ini sembulan kali lebih jauh dibandingkan jarak dari Bumi ke Bulan.
Jadi, tidak perlu khawatir komet ini akan menabrak bumi. Dalam siaran persnya, Badan Antariksa AS (NASA) menyatakan 'aman'. Namun, melintasnya dua komet ini menarik para pemerhati langit. Mereka yakin pemandangan ini akan cukup spektakuler.
"Komet P/2016 BA14 bukan merupakan ancaman. Ini adalah kesempatan baik untuk kemajuan ilmiah pada studi komet," ujar Paul Chodas, manajer pusar Near Earth Object (NEO) NASA, dikutip dari Science Alert.
Yang menjadikan dua komet ini begitu istimewa adalah para ilmuwan tidak benar-benar tahu bagaimana kedua komet ini melintas. Dua komet melintas dalam waktu yang berdekatan adalah kejadian sangat langka.
Komet yang lebih besar disebut Comet 252P/LINEAR yang pertama kali ditemukan kembali pada tahun 2000 dan telah dipantau sejak itu. Ada satu yang membuat menarik. Comet 252P/LINEAR kini 100 kali lebih terang dibandingkan apa yang diharapkan astronom.
Comet 252P/LINEAR akan memiliki warna hijau nan cantik karena komet tersebut melepaskan karbon diatomik (C2). Warna hijau akan muncul ketika gas terionisasi. Sayangnya, komet ini tidak akan terlihat jika Anda berada di belahan bumi bagian seletan. Selain itu, pada 21 Maret pada 11.30 (EDT) merupakan dua malam sebelum purnama sehingga ada kemungkinan cahaya komet akan kabur karena sinar rembulan. Ada juga kemungkinan terjadi hujan meteor pada 28 Maret sebagai dampak lintasan orbit komet ini.
Sementara komet P/2016 BA14 hanya terlihat bulan Januari tahun ini. Awalnya, para asronom berpikir komet ini adalah asteroid yang mungkin berbahaya sedang melintas menuju arah bumi. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut ilmuwan menemukan benda langit ini memiliki ekor sehingga bisa dipastikan benda langit ini bukan asteroid yang mengandung bebatuan atau logam.