REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Beberapa ilmuwan Australia percaya kelelawar dapat menyimpan kunci bagi pengembangan kekebalan terhadap penyakit mematikan, setelah ditemukan sistem kekebalan tubuh hewan itu terus-menerus bekerja.
Tidak seperti sistem kekebalan tubuh manusia, yang hanya bereaksi segera setelah tubuh mengidentifikasi kehadiran virus, kelelawar terus-menerus terlindungi dari penyakit mematikan meskipun hewan tersebut membawa 100 virus dalam satu masa.
Para ilmuwan dari Commenwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) mendapati tak seperti manusia, sistem kekebalan tubuh kelelawar juga menangkal setiap dampak penyakit mematikan seperti virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), ebola dan hendra.
Michelle Baker dari Laboratorium Kesehatan Hewan Australia CSIRO mengatakan temuan itu dapat membantu ilmuwan dalam melindungi manusia dari penyakit mematikan tersebut. "Tidak seperti manusia dan tikus, yang mengaktifkan sistem kekebalan mereka hanya sebagai reaksi terhadap penularan, kelelawar interferon-alpha terus-menerus 'menyalakan' tindakan sebagai garis depan pertahanan terhadap penyakit," kata Baker di dalam satu pernyataan pada Selasa (23/2).
"Pada spesies mamalia lain, menyalakan reaksi kekebalan terus-menerus berbahaya, misalnya itu beracun buat jaringan. Sedangkan sistem kekebalan kelelawar beroperasi secara harmonis. Jika kita bisa mengarahkan kembali reaksi kekebalan spesies lain untuk bertindak dengan cara yang sama dengan sistem kekebalan kelelawar, maka angka kematian yang tinggi yang berkaitan dengan penyakit, seperti ebola dapat menjadi masa lalu," katanya.
Baker menyatakan para ilmuwan yang mempelajari kelelawar sebagai hewan tersebut diketahui sebagai pembawa sejumlah penyakit mematikan, namun bertolak-belakang dengan kepercayaan yang ada, hewan itu tidak merasakan dampak yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
Ia mengatakan interferon super yang memantau reaksi sistem kekebalan, menjadi pangkal kekebalan tubuh kelelawar terhadap virus pembunuh. "Kapan saja tubuh kita menghadapi mekanisme asing, seperti bakteri atau virus, serangkaian reaksi kekebalan yang rumit siap beraksi, salah satunya ialah mekanisme pertahanan yang dikenal sebagai kekebalan bawaan," kata Baker.
sumber : Antara
Advertisement