REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan-perusahaan elektronik yang berbasis di Jepang tidak sepopuler dulu lagi di Indonesia. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan, pengembangan teknologi elektronik untuk produk Jepang mengalami keterlambatan ketimbang Korea Selatan dan Cina. Produsen elektronik Jepang agak terlambat mengambil keputusan untuk mengalihkan teknologi sehingga kalah saing dengan produsen elektronik lainnya.
"Ini fenomena yang terlambat disadari oleh Jepang, sebagai contoh untuk telepon seluler saat ini produk Korea Selatan dan Cina banyak mendominasi pasar," ujar Haris di Jakarta, Jumat (5/2).
Menurut Haris, perkembangan teknologi di industri elektronika sangat cepat berganti sehingga produsen juga harus mengikutinya. Apalagi, kebutuhan elektronik di masyarakat juga semakin beragam. Haris mengatakan, saat ini beberapa perusahaan Jepang sudah diambil alih oleh Cina.
"Sudah ada tanda-tanda bahwa Toshiba akan diakuisisi oleh perusahaan asal Cina yakni Skyworth Corp. dengan nilai investasi sebesar 3 miliar yen," kata Haris.
Haris mengatakan, pengembangan lampu LED merupakan peluang yang terlambat ditangkap oleh Panasonic. Sehingga, pada akhirnya mereka harus melakukan restrukturisasi pabrik dan mengalihkan tenaga kerjanya. Sementara itu, Toshiba juga harus mengakuisisi perusahaannya karena pertumbuhan perubahan teknologi dan efisiensi usaha.