Selasa 02 Feb 2016 14:53 WIB

Satu Jenis Nyamuk Aedes, Kok Bisa Bawa 3 Jenis Virus yang Beda?

Pekerja melakukan pengasapan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti yang mentransmisikan Virus Zika serta demam berdarah dan fever di Buenos Aires
Foto: Rueters/Enrique Marcarian
Pekerja melakukan pengasapan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti yang mentransmisikan Virus Zika serta demam berdarah dan fever di Buenos Aires

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dunia sedang heboh dengan virus zika. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kondisi darurat atas virus yang menyebar di lebih dari 23 negara ini. Apa sebenarnya virus zika? Virus zika dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama yang membawa virus DBD dan cikungunya. Lalu, mengapa satu spesies nyamuk bisa membawa tiga jenis virus yang berbeda? Staf pengajar Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Indonesia Anom Bowolaksono mengatakan pada dasarnya spesies nyamuk ini memang cukup spesial.

"Tidak banyak yang meneliti tentang nyamuk ini. Memang ada laporan (Aedes aegypti) jadi vektor demam berdarah, tapi tidak ada yang mempelajari nyamuk ini secara khusus," ujar Anom, saat berbincang dengan Republika.co.id, Selasa (2/2).

Secara molekuler, kata dia, virus bisa menginduk kepada inang tertentu karena ada 'rasa nyaman' dengan inangnya. Dalam hal ini, tiga jenis virus yakni vitus zika, virus DBD dan virus cikungunya merasa 'cocok' berada pada tubuh nyamuk Aedes aegypti. Bisa jadi, ada kesamaan protein antara ketiga virus yang menyebabkan bisa bersarang di tubuh nyamuk tersebut. Hingga saat ini juga tidak ada data mengenai apakah nyamuk juga 'menderita' ketika membawa virus tersebut. Namun, berdasarkan penelitian, ada perubahan pada struktur jaringan pencernaan pada nyamuk yang membawa virus-virus ini.

Anom mengatakan, kadang para penerliti juga dibuat bingung dengan 'kelakuan' Aedes aegypti. Pada dasarnya, sebuah virus akan bersifat spesifik terhadap inangnya. Virus tidak adan bisa hidup di sel yang bukan inangnya. Namun, nyamuk Aedes aegypti tampaknya cukup toleran untuk menerima tiga virus yang berbeda. Dia menduga ada protein kunci yang ada di tubuh nyamuk yang bisa menerima protein yang dibawa tiga virus tersebut. "Apakah satu, atau (protein) termodivikasi, atau memang protein yang sama. Kemungkinannya begitu. Kemungkinan besarnya Aedes aegypti sebagai nyamuk kelihatannya memiliki protein spesifik untuk menerima protein khusus dari virus. Kelihatannya ada kesamaan di situ," kata dia.

Lalu, apakah protein pada ketiga virus tersebut mirip? Anom mengatakan dilihat dari klasifikasinya, untuk jenis virus DBD dan zika memiliki grup yang berbeda. Virus DBD masuk dalam grup arbovirus, sementara virus zika masuk dalam grup flavivirus. Anom mengatakan dari perbedaan klasifikasi virus ini juga berdampak pada berbedaan ciri dari infeksi virus yang dihasilkan.

Untuk virus DBD menunjukkan gejala deman tinggi. Tubuh menerima banyak antigen dari virus sehingga tubuh merespons dengan menghasilkan antibodi yang cukup banyak. Terjadi badai antibodi pada tubuh sehingga antibodi pada tubuh justru merusak tubuh sendiri. Ketika antibodi menyerang pembuluh darah dan tidak segera diobati, hal ini akan berakibat fatal menimbulkan kematian.

Pada penyakit cikungunya menunjukkan gejala demam tinggi disertai nyeri sendi. Meski penderita cikungunya begitu tampak kesakitan, tidak pernah ada kasus kematian akibat virus ini. Pada orang yang terinfeksi virus zika, demam yang dialami tidak terlalu tinggi. Virus ini menyerang jaringan embrional sehingga berbahaya pada kondisi ibu hamil. Dari ketiga jenis infeksi virus ini, kata Anom, virus DBD terbilang paling berbahaya karena menimbulkan kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement