REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan di Inggris diberi lampu hijau untuk memodifikasi gen embrio manusia demi penelitian, menggunakan teknik, yang menurut beberapa pihak bisa digunakan untuk menciptakan 'bayi yang dirancang'.
Kurang dari setahun setelah ilmuwan Cina memicu kehebohan dunia dengan mengatakan telah memodifikasi secara genetik embrio manusia, Kathy Niakan, pakar sel induk dari Institut Francis Crick London, mendapatkan izin melakukan percobaan serupa.
"Dinas Embriologi dan Pembuahan Manusia (HFEA) menyetujui permohonan penelitian dari Institut Francis Crick untuk menggunakan teknik 'penyuntingan gen' baru pada embrio manusia," kata pernyataan laboratorium Niakan, Senin (1/2).
Disebutkannya penelitian itu akan digunakan untuk tujuan penelitian dan akan mengamati perkembangan telur yang dibuahi selama tujuh hari pertama, dari sel tunggal hingga menjadi sekitar 250 sel. Niakan berencana melakukan percobaannya menggunakan CRISPR-Cas9, sebuah teknologi yang sudah menjadi bahan perdebatan sengit dunia karena kekhawatiran teknologi itu bisa digunakan untuk menciptakan bayi sesuai pesanan.
CRISPR memungkinkan ilmuwan menemukan dan memodifikasi atau mengganti kecacatan genetik, dan banyak pihak yang menggambarkannya sebagai "pengubah permainan". Niakan mengatakan ia tidak berniat mengubah secara genetis embrio untuk penggunaan dalam reproduksi manusia, namun ingin memperdalam pemahaman ilmiah mengenai bagaimana satu embrio manusia yang sehat berkembang, sesuatu yang dalam jangka panjang bisa membantu memperbaiki perawatan ketidaksuburan.
Dalam penjelasannya kepada wartawan di London pada Januari, ia mengatakan gen pertama yang akan menjadi targetnya adalah gen bernama Oct4, yang ia yakini memiliki peran kunci dalam tahap awal perkembangan janin manusia.
Bruce Whitelaw, seorang guru besar bioteknologi hewan Institut Roslin, Universitas Edinburgh di Skotlandia mengatakan keputusan HFEA telah mencapai penilaian kuat. "Proyek ini, dengan meningkatkan pemahaman kita mengenai bagaimana embrio awal manusia tumbuh dan berkembang, akan menambah pengetahuan ilmiah dasar untuk membantu pasangan tidak subur dan mengurangi penderitaan akibat keguguran," katanya melalui surat elektronik.