REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Insiden penimpukan batu terhadap bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas (KRC) membuat LIPI mengambil tindakan. Kini area seputar bunga bangkai dibuat berbeda.
Semacam tirai hitam tipis atau biasa disebut paranet tanaman dipasang mengelilingi pagar.
“Terpaksa bagian dari pengawasan tanaman memasang paranet untuk melindungi bunga bangkai agar tak ada penimpukan lagi yang mengenai bunga,” kata kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) KRC Destri kepada Repulika.co.id, Senin (1/2).
Menurut Destri, pemasangan paranet terpaksa memang harus dilakukan meskipun membuat para pengunjung tidak leluasa melihat bunga bangkai. Tak hanya sekedar melihat, mengambil foto pun juga tidak bisa leluasa dilakukan karena hanya menyisakan celah-celah kecil di bagian bawah pagar.
“Mau tidak mau kami melakukan seperti itu, kalau pengunjung mau tertib kita tidak akan menghalangi keleluasaan pengunjung untuk melihat bunga bangkai,” ungkap Destri.
Destri menjelaskan jika ada pengunjung ada yang protes terhadap perlakuan tersebut maka pihak LIPI dan KRC juga tidak bisa berbuat apa-apa. Menurutnya, penting bagi LIPI dan pengelola KRC untuk melindungi koleksi tanamannya.
Diketahui pada Rabu (26/1) spadix atau tongkol bunga bangkai di KRC patah. Hal tersebut dipicu karena robeknya spadix karena timpukan batu yang dilakukan pengunjung. Setelah robek, perlahan spadix membelah dari pangkal ke ujung dan pada titik robekan secara perlahan membuatnya patah.
(baca: Cantiknya Bunga Pertama yang Mekar di Angkasa)