REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian dari The World Economic Forum (WEF) menyebutkan sekitar 5 juta pekerjaan dari segala profesi akan digantikan oleh robot pada 2020 mendatang. Dilansir itechpost.com, pekerjaan yang riskan digantikan robot menyentuh bidang administrasi dan office staf.
Pada bidang kesehatan, robot juga bisa digunakan sebagai pengganti pekerja. Hal tersebut memungkinkan karena kesehatan kini semakin terintegrasi dengan sistem online atau dalam jarigan (daring) dan telekomunikasi.
Beberapa peneliti juga menyampaikan, bila robot sudah menggantikan manusia dalam pekerjaan, maka perempuan berpotensi menjadi pengangguran. Pasalnya, perempuan banyak menempati posisi pada bidang pekerjaan tersebut.
Sementara di bidang penelitian, teknologi, engineering, dan telematika, masih sedikit ditempati oleh perempuan. Meski demikian, bukan berarti pekerjaan yang biasa dilakukan oleh pria tak memiliki risiko tergantikan. Sekiranya, dari tiga pekerjaan pria yang digantikan robot, perempuan sudah kehilangan lima.
The WEF juga mengatakan, ada 15 negara yang akan segera mengadopsi teknologi robot untuk menjadi pekerja. Di antaranya Cina, Jerman, Prancis, Jepang, Mexico, Amerika Serikat, dan Inggris. Namun WEF menjelaskan, manusia akan tetap bisa bertahan dengan pekerjaannya bila terus menyesuaikan diri dengan teknologi.
Selain itu, meningkatkan bakat dan kemampuan akan menjadi nilai tambah menghadapi kemajuan teknologi di masa depan. Sebab, perkembangan teknologi robot tak bisa dihindari. Mungkin saat ini robot baru bisa digunakan untuk menjadi partner manusia dalam bekerja. Namun ke depannya, perusahaan akan memilih membeli robot sebagai pekerja demi menghemat pembiayaan.