Selasa 26 Jan 2016 15:17 WIB

Lantunan Alquran Bisa Meningkatkan Produksi Susu Perah

 Pekerja memerah susu sapi di tempat peternakan sapi perah di Duren Tiga, Jakarta, Selasa (15/9).    (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memerah susu sapi di tempat peternakan sapi perah di Duren Tiga, Jakarta, Selasa (15/9). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) meneliti tentang dampak penggunaan murotal terhadap produksi susu. Ghulam Halim Furqoni, mahasiswa Fakultas Peternakan angkatan 48 atau tahun 2011, selama sembilan pekan meneliti dampak ayat-ayat Alquran yang diperdengarkan kepada sapi perah.

Seacara umum, kata dia, sapi yang diperdengarkan murotal memproduksi susu lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh rasa tenang yang ditimbulkan dari efek diperdengarkannya Alquran. Mahasiswa semester sembilan ini membagi penelitiannya menjadi tiga tahap, yakni praperlakuan, perlakuan, dan pascaperlakuan. Pada masing-masing tahapan itu, terus mengecek produksi susu sapi yang dihasilkan setiap harinya.

Dia menggunakan sampel lima ekor sapi perah yang dimiliki oleh peternakan rumah tangga. Masing-masing sapi tidak memiliki usia yang sama, dan pada periode laktasi yang tidak sama. Dia mengatakan, penelitian yang dilakukan ini dilatarbelakangi oleh penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pengaruh musik klasik terhadap produksi susu sapi perah.

Pada pemutaran musik klasik, hanya dilakukan sekira tiga jam sebelum pemerahan sehingga disarankan waktu pemutaran musik diperpanjang supaya hasil yang diperoleh lebih optimal. Penelitian mengenai efek musik klasik terhadap produksi susu juga dilakukan di peternakan rumah tangga yang sama dengan penelitian yang dilakukan Ghulam.

Pada penelitian ini, masa praperlakuakn dilakukan dua pekan. Setelah itu, sapi yang diteliti diperdengarkan musik klasik selama dua pekan. Kemudian, memasuki masa istirahat selama satu pekan. Selanjutnya, masuk masa penelitian efek murotal Alquran, lalu masuk ke fase pascaperlakuan selama dua pekan.

"Ketika masuk masa istirahat, produksi susunya turun drastis dan meningkat lagi setelah memasuki masa diperdengarkan murotal," kata Ghulam saat dihubungi Republika.co.id.

Ghulam mengatakan, setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing, penelitian ini menyimpulkan murotal menghasilkan efek tenang. Efek tenang ini mampu meningkatkan produksi susu. Untuk mengukur efek tenang, kata Ghulam, selama penelitian dia mengamati sapi menjadi sering berbaring dibandingkan sebelumnya.

"Efek tenang ini belum diambil datanya. Bisa diukur dari lamanya waktu istirahat, pengukuran suhu rektal (suhu tubuh), respirasi tapi nanti ini bisa dilanjutkan penelitiannya," kata dia.

Penelitan Ghulam akan diuji sebagai syarat kelulusan sekitar awal bulan depan. Ghulam berharap hasil penelitiannya ini dapat bermanfaat dan mudah diaplikasikan oleh peternak-peternak di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas susu sapi perah dalam negeri. Penelitian ini dibimbing oleh Afton Atabany dan Bagus P Purwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement