REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Roket Falcon 9 milik SpaceX sukses lepas landas pada Ahad (17/1) lalu, dari Vandenberg Air Force Base di California. Namun sayangnya roket ini gagal mendarat dengan mulus setelah dua kali percobaan pendaratan.
Roket Falcon 9 dirancang akan mendarat di sebuah kapal drone dengan dikendalikan dari jarak jauh. Target pendaratan roket adalah kapal drone SpaceX yang bisa membuka dan menutup secara otomatis. Kapal ini berlokasi di Pasifik, 186 mil (299 km) selatan dari lokasi peluncuran.
"Sepertinya kami datang pada target sesuai yang direncanakan, tapi melakukan pendaratan sedikit lebih sulit dari yang diinginkan. Salah satu kaki untuk mendarat mungkin telah rusak saat menyentuh daratan," kata seorang juru bicara SpaceX.
Saat detik terakhir roket mencapai lokasi pendaratan, kamera terfokus pada kapal drone. Di sana terlihat dalam rekaman pendaratan tertunda pada saat itu. Beberapa mesin terbakar dan melambat. GPS pelacak membantu membimbing roket ke kapal drone. Roket ini sempat mengambang.
Setelah beberapa lama, pengumuman terbaru muncul terkait kegagalan mendarat tersebut. Roket 'tiba' terlalu cepat dari perhitungan sehingga kurang presisi. Akibatnya pendaratan tidak berjalan mulus.
Bos SpaceX Elon Musk mengatakan pendaratan roket di kapal drone ini penting untuk misi kecepatan tinggi. Karena ini merujuk pada misi satelit, terutama yang bersifat komersial.
Falcon 9 memiliki daya angkut muatan yang lebih tinggi di atas permukaan bumi. Jika uji coba ini berhasil, nantinya mungkin akan ada misi transportasi kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
"Oleh karena itu, kita mungkin dapat berharap untuk melihat lebih banyak upaya roket mendarat seperti ini di masa depan," kata dia.
baca juga:
Sepeda-Sepeda Tercantik di Dunia